Tanpa Alkohol, Bukan Pasutri Tak Diterima

Tanpa Alkohol, Bukan Pasutri Tak Diterima
RINTISAN - Riyanto Sofyan, Komisaris Hotel Sofyan, satu dari dua hotel syariah di tanah air. Foto: Priyo Handoko/Jawa Pos.
Nasehat temannya manjur. Setelah reuni, Riyanto menjadi rajin ikut pengajian. "Dari sana saya mendapatkan pemahaman baru mengenai kehidupan secara menyeluruh. Inilah yang saya cari. Sejak itu, mindset saya berubah. Nggak pernah dugem sampai nonton film. Keluarga juga mau mengikuti," kata suami dari Henny Riyanto yang telah dianugerahi empat anak itu.

Begitu lahir anak kedua pada awal Desember 1991, Riyanto terpanggil untuk berangkat umrah. Sejak umrah perdananya itu, dia sudah tidak berani lagi macam-macam. "Waktu pengajian saya masih STMJ, alias salat terus maksiat jalan," tuturnya, sembari lantas tersenyum kecut.

Sekitar Juli 1992, Riyanto pun menunaikan ibadah haji. Sepulang dari Tanah Suci, hati Riyanto mantap untuk menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam pengelolaan kelompok Hotel Sofyan. "Saya ngomong kepada ayah bahwa saya nggak bisa kerja dengan hotel begini. Beliau tidak terima dan marah besar," katanya.

Riyanto yang semangatnya tengah meluap-luap lantas mengambil keputusan yang frontal, keluar dari PT Sofyan Hotels Tbk. Dia baru mau "kembali" sekitar 1994, setelah ayahnya mau berkompromi. Transformasi menuju hotel syariah dilakukan secara bertahap. "Waktu itu ibu yang mendamaikan kami berdua," kenangnya.

Hotel syariah di Indonesia mungkin masih bisa dihitung dengan jari. Salah satu di antaranya adalah Hotel Sofyan di Jakarta. Bagaimana konsep pengelolaan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News