Tanpa Alkohol, Bukan Pasutri Tak Diterima
Sabtu, 17 Juli 2010 – 00:47 WIB
Nasehat temannya manjur. Setelah reuni, Riyanto menjadi rajin ikut pengajian. "Dari sana saya mendapatkan pemahaman baru mengenai kehidupan secara menyeluruh. Inilah yang saya cari. Sejak itu, mindset saya berubah. Nggak pernah dugem sampai nonton film. Keluarga juga mau mengikuti," kata suami dari Henny Riyanto yang telah dianugerahi empat anak itu.
Begitu lahir anak kedua pada awal Desember 1991, Riyanto terpanggil untuk berangkat umrah. Sejak umrah perdananya itu, dia sudah tidak berani lagi macam-macam. "Waktu pengajian saya masih STMJ, alias salat terus maksiat jalan," tuturnya, sembari lantas tersenyum kecut.
Sekitar Juli 1992, Riyanto pun menunaikan ibadah haji. Sepulang dari Tanah Suci, hati Riyanto mantap untuk menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam pengelolaan kelompok Hotel Sofyan. "Saya ngomong kepada ayah bahwa saya nggak bisa kerja dengan hotel begini. Beliau tidak terima dan marah besar," katanya.
Riyanto yang semangatnya tengah meluap-luap lantas mengambil keputusan yang frontal, keluar dari PT Sofyan Hotels Tbk. Dia baru mau "kembali" sekitar 1994, setelah ayahnya mau berkompromi. Transformasi menuju hotel syariah dilakukan secara bertahap. "Waktu itu ibu yang mendamaikan kami berdua," kenangnya.
Hotel syariah di Indonesia mungkin masih bisa dihitung dengan jari. Salah satu di antaranya adalah Hotel Sofyan di Jakarta. Bagaimana konsep pengelolaan
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408