Tanpa Angpau
Oleh Dahlan Iskan
jpnn.com - NANTI malam anak-cucu keluarga Tionghoa wajib berkumpul di rumah orang tua masing-masing.
Itulah inti Tahun Baru Imlek. Untuk menunjukkan bakti pada papa-mama mereka. Diiringi doa keselamatan dan kemakmuran. Lalu makan-makan. Terutama harus ada menu mi di dalamnya.
Tidak boleh ada perayaan. Tidak boleh pergi ke mana-mana –apalagi dengan alasan yang dicari-cari. Semua harus berkumpul di rumah orang tua.
Perayaannya kelak, 15 hari lagi: di hari Capgome. Pergi-perginya ditunda dulu, setelah itu.
Sentral acara nanti malam hanya orang tua dan doa untuk kemakmuran. Sungkem kepada orang tua itu dimulai oleh anak tertua. Lalu adik-adik. Menantu-menantu. Lalu giliran cucu-cicit.
Itulah inti hari raya Tahun Baru Imlek. Sebelum ada pandemi. Makan malamnya pun yang paling istimewa.
Di Singapura malam tahun baru kali ini sangat berbeda. Gara-gara pandemi. Ada yang tetap kumpul keluarga tetapi lebih terbatas.
Robert Lai, saudara saya itu, akan makan malam bersama secara virtual. Pakai Zoom.