Tanpa Biaya dan Rekrut Mantan Calo Jadi Sukarelawan
Selasa, 02 Juli 2013 – 06:46 WIB

DISEGANI: Dari kiri, Sukim, Syarifudin, dan Nono Taryono yang menggagas. Foto: Gunawan Sutanto/Jawa Pos
Dia tidak mengelak bahwa praktik trafficking masih terjadi di Bongas. Namun, menurut dia, hal itu kini dilakukan sangat sembunyi-sembunyi.
Koran ini Minggu (30/6) sempat menemui murid SMP Terbuka Kusuma Bongas, Tarifa. Meski hari libur, dia berada di sekretariat Yayasan Kusuma Bongas. Siang itu, dia sedang menjahit baju seragam olahraga pesanan salah satu sekolah.
Dengan bekal keterampilan menjahit yang diberikan SMP terbuka, dia kini mendapat penghasilan. Anak ketiga di antara enam bersaudara tersebut menegaskan tidak ingin bekerja di luar negeri seperti kebanyakan anak seusianya di Indramayu. "Saya ingin melanjutkan sekolah dan bekerja di sini saja," ucapnya. (*)
Kabupaten Indramayu selama ini tidak bisa dipisahkan dari praktik perdagangan orang (human trafficking). Bongas adalah salah satu kecamatan yang
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri