Tanpa Biaya dan Rekrut Mantan Calo Jadi Sukarelawan
Selasa, 02 Juli 2013 – 06:46 WIB

DISEGANI: Dari kiri, Sukim, Syarifudin, dan Nono Taryono yang menggagas. Foto: Gunawan Sutanto/Jawa Pos
Sukim maupun Nono menyatakan insaf karena tahu konsekuensi perbuatan itu. Terutama jerat pidana yang bisa mengancam keduanya sewaktu-waktu. "Selain itu, saya mikir, bagaimana kalau anak saya yang seperti itu?" paparnya.
Untuk menebus dosa itulah, keduanya kemudian bersedia menjadi volunteer di Yayasan Kusuma Bongas.
SMP Terbuka Kusuma Bongas dalam perjalanannya diklaim telah berhasil menekan angka trafficking, terutama di Kecamatan Bongas. Saat ini, sekolah itu telah meluluskan 152 anak. Sebanyak 90 lulusan di antaranya bahkan diusahakan tetap melanjutkan SMA di PGRI Kandang Haur.
"Kami menggandeng PGRI itu untuk memberikan keringanan bagi anak-anak lulusan SMP di Bongas. Ada yang dapat keringanan sampai penggratisan seluruhnya. Bahkan, ada yang dapat mes," lanjut Syarifudin.
Kabupaten Indramayu selama ini tidak bisa dipisahkan dari praktik perdagangan orang (human trafficking). Bongas adalah salah satu kecamatan yang
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu