Tanpa Indonesia, Australia Rawan Jadi Target Teroris
jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua Komisi I DPR RI, TB Hasanudin menilai Australia dirugikan akibat keputusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menghentikan kerjasama di bidang intelijen dan militer.
Politisi PDIP ini mengatakan, kebijakan SBY tersebut hanya akan memiliki dampak kecil bagi Indonesia, terutama di bidang intelijen.
Menurutnya, tanpa peran intelijen Indonesia, Australia hanya akan menjadi sasaran empuk kelompok teroris.
"Menjadi targeting teroris, itu bahaya lho. Bom Bali 1, 2, targetnya mereka. Kalau tidak ada kita, akan sulit. Seberapa pun alat canggih mereka," kata Hasanudin kepada wartawan di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (20/11).
Sementara di bidang militer, Hasanudin menilai TNI jauh lebih kuat dari angkatan bersenjata Australia. Apalagi, selama ini TNI sudah bisa mandiri tanpa bantuan asing.
Karena itu, Indonesia tidak membutuhkan kerjasama dengan Australia untuk bidang militer dan pertahanan.
"Berdampak, tapi tidak ada apa-apanya. Militer kita, kita yang membangun sendiri. Militer Australia sandarannya ke Amerika. Australia tidak ada apa-apanya, dibanding militer Indonesia jauh kelasnya," papar purnawirawan perwira tinggi TNI berpangkat Mayor Jenderal ini. (dil/jpnn)
JAKARTA - Wakil Ketua Komisi I DPR RI, TB Hasanudin menilai Australia dirugikan akibat keputusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menghentikan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Sidang Korupsi Timah, Hakim Pertanyakan Penghitungan Kerugian Negara Berdasarkan IUP
- PMI yang Jadi Korban Pembunuhan di Hongkong Dipulangkan ke Tanah Air
- Polda Metro Jaya Buru Tersangka Penggelapan Haksono Santoso
- Masih Ragu Transplantasi Rambut? Simak Kiat Berikut
- Ketua Umum Bhayangkari Hibur Anak-anak Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi
- Anak Guru PPPK di Karanganyar jadi Korban Pemerkosaan, Sang Ibu Minta Polisi Bertindak