Tanpa Kaki Taklukkan Trek Kokoda
Kamis, 19 November 2009 – 01:26 WIB
Fearnley mulai menyusuri trek sepanjang 96 kilometer yang menjadi medan pertempuran pasukan Australia dan Jepang saat Perang Dunia II itu pada 8 November lalu. Didampingi pasangan dan keluarganya, atlet Paralympic tersebut berjuang keras menaklukkan trek yang dia sebut sebagai tantangan terbesarnya itu. "Kami berhasil melakukannya," tulis Fearnley dalam blognya, beberapa saat setelah mencapai finish.
Baca Juga:
Owers Corner menjadi batas akhir perjalanan bersejarah Fearnley. Sebanyak 15 anggota keluarga, tim pendukung dan pemandu sudah menunggu bungsu dari lima bersaudara itu di sana. "Beristirahat di Owers Corner sambil menikmati bir. Ayah dan ibu ada di sini. Pengalaman yang sangat mengagumkan. Saya sangat bahagia bisa berada di sini," ungkap Fearnley lebih lanjut tentang perasaannya di blog.
Di dunia olahraga, terutama di kalangan atlet berkebutuhan khusus, Fearnley cukup tersohor. Selain marathon kursi roda New York yang sudah empat kali berturut-turut dia juarai, warga negara Australia tersebut juga tercatat sebagai juara olimpiade khusus Paralympic. Tahun lalu, dia mendapatkan medali emas untuk nomor lari marathon di Beijing. Pada 2004 lalu, dia menyabet medali emas untuk nomor lari marathon dan lari 5.000 meter di Athena. (hep/ami)
PORT MORESBY - Tidak berlebihan jika media Australia menjuluki Kurt Fearnley manusia super. Pria 27 tahun yang terlahir tanpa kedua kaki itu, Rabu
Redaktur & Reporter : Antoni
BERITA TERKAIT
- Eddy Soeparno Bicara Peran Strategis Prabowo untuk Dunia Islam Saat Bertemu Sekjen OKI
- Tentara Israel Tempatkan Kotak Bahan Peledak di Dekat Rumah Sakit Gaza
- Trump Berambisi Rampas Terusan Panama, Begini Reaksi China
- Donald Trump Berkuasa Lagi, Jenis Kelamin Bakal Jadi Urusan Negara
- Batal Bertemu, PM Malaysia Ungkap Kondisi Kesehatan Prabowo
- Momen Erdogan Walk Out saat Presiden Prabowo Berpidato dalam Forum KTT D-8