Tanpa Mahasiswa Tiongkok, Universitas di Australia Terancam Kesulitan

"Saya secara pribadi beruntung karena orangtuaku tidak harus seperti itu. Tapi saya tahu banyak rekan saya di kampus yang keluarganya seperti itu," kata mahasiswa jurusan ilmu hukum ini.
"Ada yang menjual rumah mereka di Tiongkok demi membiayai anak-anaknya kuliah di Australia," kata Abbey Shi kepada ABC News.
Dia mengaku mahasiswa asing tidak selalu mendapat dukungan begitu tiba di Australia.
"Ada titik dimana universitas-universitas di Australia memperlakukan mahasiswa internasional seperti sapi perah. Sementara dukungan yang mereka berikan sangat minim."
Kalangan universitas yang dihubungi terpisah membantah tudingan bahwa mereka terlalu terekspos ke pasar Tiongkok.
Ketua asosiasi perguruan tinggi Universities Australia Deborah Terry mengatakan pihak regulator menilai sebagian besar posisi keuangan universitas berisiko rendah.
"Sebagai lembaga pendidikan publik nirlaba, universitas kita dengan hati-hati mengelola uang pajak," katanya.
"Kalangan universitas terus memperhatikan secara hati-hati tren rekrutmen mahasiswa, dan menjaga keragaman sebagai bagian perencanaan bisnis mereka."
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia