Tanpa Nuklir
Oleh: Dahlan Iskan
Tanpa nuklir dan tanpa NATO Ukraina bukan siapa-siapa. Ia bukan negara yang mampu mempertahankan diri.
Teoretis Rusia bisa menyerangnya kapan saja –dengan alasan apa saja. Setelah pisah dari Soviet, Ukraina dinilai terlalu genit: mau bergantung ke Barat.
Ukraina sebenarnya punya kekuatan senjata nuklir nomor tiga terbesar di dunia. Bukan main. Yakni nuklir peninggalan Rusia (d/h Uni Soviet). Anda sudah tahu: sepertiga nuklir Soviet dibangun di wilayah Ukraina. Hanya sedikit yang dibangun di Belarusia dan Kazakhstan. Yang terbanyak tetap berada di Rusia.
Namun, nuklir yang di Ukraina itu tidak boleh lagi digunakan oleh yang berkuasa di sana.
Password untuk menghidupkan nuklir itu pun tidak di tangan Presiden Ukraina. Password itu dipegang organisasi negara-negara bekas Uni Soviet.
Jangan-jangan password itu pun sudah hilang. Sudah 30 tahun berlalu. Atau jangan-jangan sudah dihilangkan.
Walhasil, sebagai negara dengan senjata nuklir terbesar ketiga di dunia, Ukraina tidak bisa apa-apa. Seorang pengamat militer di Amerika mengatakan: untuk bisa menghidupkan senjata nuklir itu Ukraina perlu persiapan selama 12 bulan.
Memang negara-negara Barat ikut menguncinya. Sejak sebelum Ukraina merdeka. Mereka setuju Ukraina merdeka dengan syarat itu: tidak boleh menjadi negara nuklir. Ukraina pun setuju. Lalu merdeka: dapat pengakuan dari Barat dan dunia.