Tanpa Pembatasan, China Rayakan Imlek Selama Sepekan
jpnn.com, BEIJING - Liburan Tahun Baru Imlek selama sepekan di China dimulai pada Sabtu (21/1) tanpa pembatasan COVID setelah negara tersebut secara signifikan melonggarkan langkah-langkah menghalau virus.
Namun, arus pergerakan warga yang diperkirakan dalam skala besar telah memicu kekhawatiran akan kemungkinan kemunculan wabah COVID di daerah pedesaan yang sistem perawatan kesehatannya masih kurang berkembang.
Presiden Xi Jinping telah menyerukan upaya untuk meningkatkan perawatan medis bagi kalangan yang paling rentan terhadap virus corona baru di daerah pedesaan.
Xi juga meminta tindakan yang lebih ketat dilakukan untuk mencegah klaster infeksi di panti wreda dan fasilitas-fasilitas perawatan untuk melindungi orang tua.
Tahun ini merupakan periode liburan Tahun Baru Imlek pertama dalam empat tahun tanpa pembatasan pergerakan orang.
Sekitar 2,1 miliar perjalanan domestik diantisipasi berlangsung selama 40 hari hingga 15 Februari di tengah kesibukan Festival Musim Semi.
Angka itu hampir dua kali lipat dari jumlah perjalanan domestik pada musim yang sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, sejumlah besar orang dari China diperkirakan akan melakukan perjalanan ke Asia Tenggara selama liburan setelah Beijing membuka kembali perbatasannya dan mencabut kewajiban karantina pada awal Januari, yang sepenuhnya berbeda dari kebijakan ketat "nol-COVID".
Liburan Tahun Baru Imlek selama sepekan di China dimulai pada Sabtu (21/1) tanpa pembatasan COVID setelah negara tersebut secara signifikan melonggarkan langkah
- Trump Berambisi Rampas Terusan Panama, Begini Reaksi China
- Forum Pemuda Indonesia-China: Generasi Muda Jadi Jembatan Kerja Sama
- Semifinal BWF World Tour Finals 2024: Ganda Campuran China dan Malaysia Saling Sikut
- Menkeu Sri Mulyani Buka-bukaan soal Nasib Ekonomi Indonesia pada 2025
- Pengamat Nilai Kritik 'The Economist' kepada Prabowo Tak Sesuai Kenyataan
- 'Trump Effect' Bisa jadi Peluang Besar bagi Indonesia, Asalkan