Tanri Abeng

Dahlan Iskan

Tanri Abeng
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - Saya selalu kagum dengan kesehatan Pak Tanri Abeng. Di usia 82 tahun masih terlihat gesit. Kami ngobrol asyik di Semarang. Mungkin empat bulan lalu. Atau lima.

Tidak ada tanda-tanda dia mengidap satu jenis penyakit. Badannya terjaga: tidak gemuk. Maka ketika mendengar Pak Tanri meninggal dunia kemarin, rasanya tidak begitu percaya.

Memang hari itu kami bertemu di klinik. Namun tidak untuk berobat. Kami justru sedang berusaha agar tetap sehat: sama-sama melakukan stem cell.

Baca Juga:

Pak Tanri ketahuan tidak sehat baru dua bulan lalu. Tepatnya tanggal 5 bulan 5. Hari itu dia memimpin rapat sejak pagi sampai sore. Di rumahnya. Di kawasan elite Simpruk Jakarta.

Yang hadir di rapat itu adalah seluruh pimpinan universitas yang dia adalah rektornya.

Pak Tanri memang mendirikan lembaga pendidikan tinggi menggunakan namanya: Tanri Abeng University. Di daerah Ulujami, Jakarta.

Baca Juga:

Usai rapat itu Pak Tanri merasa lelah. Capek. Lemes. Lalu dibawa ke RS Pertamina.

Ketahuanlah: hb darahnya turun. Trombositnya rendah. Malam itu juga dilakukan tranfusi. Keadaannya pun membaik. Keesokan harinya diterbangkan ke Singapura.

Saya selalu kagum dengan kesehatan Pak Tanri Abeng. Di usia 82 tahun masih terlihat gesit. Kami ngobrol asyik di Semarang. Mungkin empat bulan lalu. Atau lima.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News