Tantangan Guru Daerah Terpencil Berat
Jumat, 14 Desember 2012 – 12:19 WIB

Tantangan Guru Daerah Terpencil Berat
Jika dicermati, pasca Tsunami memang terjadi pembangunan infrastruktur besar-besaran termasuk dalam bidang pendidikan yang sangat baik dan bagus di Aceh. Namun hal itu, terkesan belum merata sampai ke daerah terpencil. “Masih banyak sekolah yang minim infrastruktur sehingga akses ke sekolah itu sangat sulit dilalui,” detailnya.
Baca Juga:
Dengan adanya anggaran Otsus Rp 6,1 triliun, diharapkan Pemerintah Aceh benar-benar memanfaatkan dana tersebut sebaik mungkin dengan tepat sasaran penggunaannya.
Tantangan Pendidikan di Aceh, masih berkutat pada kompetensi guru, infrastruktur pendidikan, dan pemerataan. Ini terlihat dari hasil UKG yang sangat rendah. “Nilai UKG di Aceh hanya 37.62. di bawah nilai rata-rata nasional yang mencapai 43.84,” perjelasnya.
Hal ini, sambung Raihan, tentu menempatkan Aceh pada urutan ke-2 terendah nilai UKG se-Indonesia. Angka Partisipasi Kasar (APK) tahun 2011 untuk SD adalah 100.59, SMP 96.46 dan SMA 78.92. Dari data itu, diketahui bahwa angka putus sekolah dari SMP ke SMA masih cukup tinggi. Sedangkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Aceh tahun 2010 adalah 71.70.
MEULABOH--Program Sarjana mengabdi pada daerah terdepan, terluar, terpinggir (SM-3T ), bertujuan memeratakan pendidikan di Indonesia telah digulirkan.
BERITA TERKAIT
- Mendikdasmen Ungkap Pesan Penting Prabowo soal Kualitas Pendidikan Dasar
- Universitas Terbuka Luluskan 29 PMI di Korea Selatan
- Wamen Fauzan: Era Kolaborasi, Kampus Harus Bersinergi dengan Pemda
- Untar dan KSU Perkuat Kerja Sama Global Lewat Konferensi Dunia & Bertemu Presiden Taiwan
- Guru Sekolah Rakyat dari PNS & PPPK, Diusulkan Kepala Daerah
- Kemdiktisaintek Membuka Peluang Sarjana Kuliah S2 Setahun, Lanjut Doktoral