Tantangan Lebih Bagi Warga Indonesia yang Berpuasa di Tengah Panasnya Australia

Ryan Zuhri, warga Indonesia yang bekerja di bidang konstruksi di Australia Selatan mengatakan puasa kali ini lebih menantang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
"Hari Selasa [awal Ramadan] suhu mencapai 36 atau 34 derajat Celcius dan tidak ada angin," katanya.
"Hampir pingsan saya."
Dengan suhu yang panas, melakukan pekerjaan berat, dan kewajiban puasa, Ryan mengaku ia harus pandai-pandai mengatur waktu istirahat.
"Kalau misalnya sudah agak sempoyongan, ya berhenti dulu, terus mulai lagi, gitu lagi, berhenti lagi," katanya.
"Kalau memang harus full power [tenaga penuh] terus enggak bisa puasa."
Meski musim panas di Australia sudah berakhir, namun sejumlah tempat, seperti di kota Adelaide dan Melbourne, masih mencatat suhu tinggi di siang hari yang bisa naik hingga 20 derajat Celcius di atas suhu rata-rata.
Beberapa titik di pedalaman bahkan memiliki suhu paling rendah setinggi 40 derajat Celcius, sehingga masih ada peringatan kebakaran hutan.
Salah satu warga Indonesia mengaku hampir pingsan di hari pertama puasa di Adelaide, Australia Selatan
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Prediksi BI, Ritel Tumbuh 8,3% saat Ramadan & Idulfitri
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan