Tantangan Lebih Bagi Warga Indonesia yang Berpuasa di Tengah Panasnya Australia

Tantangan Lebih Bagi Warga Indonesia yang Berpuasa di Tengah Panasnya Australia
Adelaide mengalami tiga malam di atas 25 derajat Celsius. (Audience submitted: Elizabeth Williams)

"Tiga tahun pertama itu puasanya waktu musim dingin dan belum daylight saving," katanya.

"Jadi ini puasa pertama saya yang daylight saving dan panas."

'Daylight saving' terjadi di saat musim panas, saat waktu dimundurkan satu jam agar tetap memanfaatkan sinar matahari.

Ini berarti siang lebih panjang dan orang-orang akan terekspos kepada sinar matahari lebih lama.

"Kalau kita bandingkan dengan Indonesia, mungkin puasa sekitar 13 jam, kalau kita agak lebih lama," katanya.

"Tapi Alhamdulillah ya orang-orang kantor pun terbuka dan suportif dengan keyakinan saya ... mereka menyemangati."

Puasa di rumah sepanjang siang

Sementara itu, mahasiswi University of Adelaide, Nurul Nadjmie, akrab disapa Iyun mengaku baru beraktivitas di luar ruangan pada sore hari.

"Kelas saya kebetulan sore, jadi siangnya agak santai," kata Iyun.

Salah satu warga Indonesia mengaku hampir pingsan di hari pertama puasa di Adelaide, Australia Selatan

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News