Tantangan Pemeluk Agama yang Taat di Australia Untuk Temukan Pasangan

Ketika survei yang sama dilakukan pada tahun 2019, orang Australia sedikit lebih terbuka untuk berkencan dengan pemeluk agama yang taat, yaitu 39 persen "sama sekali tidak mau menerima", dan 16 persen "agak menerima".
Jadi, apakah berpacaran dan kencan kini menjadi semakin sulit bagi orang Australia yang religius?
Memikul stigma Katholik
Peter Nguyen berusaha untuk tidak menyebutkan apa agamanya saat kencan. Tapi bagaimanapun, keyakinan agamanya telah menyebabkan ia putus dengan pacarnya sebelumnya.
"Dia tidak menerima kemungkinan untuk membaptis anak-anak kami nanti," kata Peter tentang mantannya.
"Dia berpendapat kita tidak membutuhkan agama untuk memberikan pedoman moral yang baik."
Insinyur berusia 25 tahun ini menganut agama Katolik, namun saat dia menggunakan aplikasi kencan sebelumnya, dia lebih menyukai sebutan "Kristen". Sebagian untuk mencocokkan dirinya dengan kelompok yang lebih luas, tapi ada alasan lain juga.
Dia pernah memiliki teman kencan yang menyoroti masalah ajaran gereja tentang aborsi dan komunitas LGBTQIA +.
"Hal itu banyak membuat orang meninggalkan agama Katolik."
Orang Australia semakin enggan berpacaran dengan seseorang yang memeluk agamanya secara taat
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia