Tantangan Pemeluk Agama yang Taat di Australia Untuk Temukan Pasangan

Pindah ke musik, Nicky berharap keyakinan agamany bisa menjadi hal yang tidak perlu diperdebatkan lagi.
Saat belajar di Polandia, dia bertemu dengan sesama konduktor dan menyatakan keyakinannya secara eksplisit. Pulang lebih awal pada Jumat malam untuk Shabbat dan makan makanan kosher.
"Ketika saya kembali ke Australia, dia sangat mendukung praktik keagamaan saya dari jauh," kenangnya.
Tapi ketika pacar Nicky itu datang ke Australia, kejadian sebelumnya dengan sarjana fisika terulang kembali.
"Saat itulah saya menyadari bahwa agama adalah sesuatu yang secara teori baik-baik saja. Namun ketika kita melihatnya, dan melihat simbol-simbolnya, ternyata tidak sesederhana itu," katanya.
"Saat kami putus, saya tak pacaran lagi selama dua setengah tahun akibat krisis keyakinan yang saya alami."
Nicky menyebut, mengapa harus mengejar sesuatu yang sangat sulit di negara ini, padahal hanya akan menimbulkan lebih banyak kesengsaraan daripada kegembiraan?
Pada akhirnya, Nicky menyadari betapa dia tidak bisa melepaskan keyakinannya demi berkencan dengan seseorang.
Orang Australia semakin enggan berpacaran dengan seseorang yang memeluk agamanya secara taat
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia