Tantangan Upaya Penyekatan Arua Balik ke Jabodetabek
jpnn.com, JAKARTA - Usaha penyekatan arus balik ke Jakarta bisa menghadang pemudik serta perantau, sekaligus menekan penyebaran COVID-19 di Jabodetabek.
"Kalau memang upaya penyekatan arus balik ini dibantu oleh aparat (TNI-Polri dan pemerintah pusat) saya kira bisa menghadang pemudik dan perantau yang menuju Jakarta serta Bodetabek," ujar Wakil Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto, di Jakarta, Minggu (31/5).
Menurut dia, sebetulnya skenario PSBB itu semacam ada pengetatan tetapi aktivitas ekonomi masih dapat berjalan, terutama yang menyangkut 11 sektor perekonomian.
"Saya melihat upaya untuk mengakhiri pandemi COVID-19 di Jakarta melalui PSBB dan penyekatan arus balik ini membutuhkan kerja sama dari semua pihak, khususnya sektor dunia usaha," kata Eko.
Lebih lanjut, pengamat Indef itu menjelaskan bahwa ini sebetulnya yang mau dibendung ialah mobilitasnya sampai harapannya ketika masa PSBB di Jakarta dan Bodetabek diakhiri, maka kasus COVID-19 yang terjadi di wilayah-wilayah tersebut sudah menurun.
Kendati demikian, upaya penyekatan arus balik ini juga disertai tantangan yang perlu dihadapi oleh pemerintah terkait implementasi pengawasan terhadap mobilitas masyarakat di lapangan, agar tidak ada pasien atau penderita COVID-19 yang lolos masuk kembali ke Jabodetabek.
"Mudah-mudahan bisa berhasil, namun tantangan beratnya itu terletak pada pergerakan manusia baik itu yang berkaitan dengan aktivitas ekonomi maupun non-ekonomi," kata ekonom Indef tersebut.
Untuk meminimalkan mobilitas bisa dilakukan, seperti sekarang kalau ke Jakarta atau Bodetabek harus ada Surat Izin Keluar Masuk (SIKM).
Usaha penyekatan arus balik ke Jakarta bisa menghadang pemudik serta perantau, sekaligus menekan penyebaran COVID-19 di Jabodetabek.
- INDEF: Dampak Kerugian Penyeragaman Rokok Bisa Tembus Rp 308 Triliun
- Asosiasi Kedelai Indonesia Siap Dukung Ketahanan Pangan Nasional
- Industri Hasil Tembakau Merugi, Penerimaan Negara Bakal Terancam
- INDEF: Kebijakan Kemasan Rokok Polos Tanpa Merek Dibuat Terburu-buru
- Prabowo Pengin Ekonomi Tumbuh 8 Persen? Ini Saran dari Dradjad Wibowo
- Profil Faisal Basri, Ekonom Vokal Pernah Jadi Sekjen PAN, Pengorek Kasus Petral