Tantowi Siap Hadapi Rano dan Foke
Pada Pemilukada DKI 2012
Senin, 17 Januari 2011 – 12:30 WIB
Bagaimana kalau “lawan” kampanye soal suku? Saya kira masyarakat kita sudah cerdas. Memang kita harus memberikan tempat tersendiri bagi suku Betawi, tetapi Jakarta ini plural, maka kepluralaran (keberagaman) itu harus disikapi dengan jiwa nasionalisme untuk mengembangkan Jakarta sebagai kota internasional. Hampir seluruh suku bangsa berkembang di ibukota Jakarta. Suku terbanyak, Jawa dan Sunda, baru diikuti suku-suku lainnya. Realita geopoltiik yang riil bahwa Jakarta diikuti semua suku, termasuk bangsa-bangsa asing, sehingga tuntutan Jakarta menjadi kota internasional semakin besar. Sebagai kota internasional, sisi keamanan, kemudahan dan akses, tidak bisa ditawar-tawar lagi. Jakarta dituntut menunjukkan budaya yang baik dan memberikan rasa aman dan nyaman bagi semua.
Visi apa yang anda tawarkan? Siapa pun yang dipercaya untuk pimpin Jakarta, memang tokoh yang harus mempunyai visioner, tidak dalam tatanan normatif. Visioner itu ditandai dengan adanya terobosan. Sebab, tanpa itu (terobosan), Jakarta akan kembali terjebak pada rutinitas, tetap macet, banjir, permasalahan dengan sampah, urbanisasi, problem-problem klasik, problem yang ada dari periode-periode. Memimpin Jakarta tidak bisa dalam konteks rutinitas, harus ada terobosan baru. Konsepnya seperti apa? Pemimpin Jakarta masa depan harus ada dua konsep besar. Pertama, radikalisme. Dalam artian harus berani membuat aturan, tidak selalu normatif tapi positif, harus mengandung makna positif untuk masyarakat. Kedua, konsistensi. Tanpa konsistensi akan sulit mengubah Jakarta. Gubernur Jakarta jangan sampai disandera oleh berbagai kepentingan politik. Berapa banyak partai yang mendukung, hanya PKS yang tidak mendukung Foke (Gubernur DKI Fauzi Bowo, red), otomatis ada kepentingan politik dan binsis. Sesungguhnya, gubernur harus bebas dari sandera kepentingan politik, apabila bercita-cita membangun Jakarta menuju perubahan.
Bagaimana respon DPP Partai Golkar? Januari 2011 ini saya sampaikan secara resmi ke DPP. Saya akan menghadap ketum, mudah-mudahan beliau mendukung. Tetapi perlu aku sampaikan, Golkar ini demokratis dan terbuka, yang berpeluang maju sebagai calon gubernur DKI tentu saja tidak hanya diberikan kepada saya sendiri, tetapi siapa saja di Golkar memiliki hak yang sama. Golkar menentukan calon pemimpin berdasarkan hasil lembaga survei. Saya kira, Golkar akan minta beberapa lembaga survei untuk melakukan jajak pendapat siapa dari Golkar yang berpeluang maju menjadi DKI-1.
Popularitas sudah ada, berarti peluang besar? Insyaallah, mohon doanya saja. Prinsipnya saya siap bila partai memberikan tugas untuk menjadi calon gubernur. Makna politik itu adalah berjuang. Masuk ke wilayah politik berarti masuk ke wilayah perjuangan. Jadi perjuangan politik ini bukan lagi untuk kepentingan saya dan keluarga, tapi untuk kepentingan yang lebih besar.
SEPAK terjang Tantowi Yahya terus menunjukkan sinyal positif. Selain dikenal memiliki citra baik di dunia entertainment dan bisnis, pria 50 tahun
BERITA TERKAIT
- Gerakan Guna Ulang Jakarta, Edukasi Mengurangi Pemakaian Plastik Sekali Pakai
- Fasilitas Makin Lengkap, Triboon Hub Tambah 2 Resto Baru di Jakarta
- Durasi Pemadaman Lampu Program Earth Hour Terlalu Singkat
- Di Tengah Sosialisasi Tupoksi kepada Warga, MKD DPR RI Singgung Pelat Nomor Khusus
- Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia, Warga Bekasi Diminta Kibarkan Bendera Setengah Tiang
- Anies Bangun Kampung Gembira Gembrong dengan Dana Rp 7,8 Miliar dari Infak Salat Id di JIS