Tapering The Fed di Depan Mata, Bagaimana Persiapan Indonesia?

jpnn.com, JAKARTA - The Fed diperkirakan bakal mengumumkan tapering pada akhir pertemuan kebijakan moneter 2-3 November.
Hal ini didasarkan oleh laporan Departemen Perdagangan AS pada Jumat (29/10) bahwa belanja konsumen AS naik 0,6 persen pada September.
Berdasarkan data tersebut, inflasi dan kekurangan pasokan memburuk, sementara itu, pendapatan pribadi merosot satu persen.
Ekonom sekaligus Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan sebagian investor sudah melakukan antisipasi tapering off The Fed sejak awal 2021.
"Mereka cenderung punya persiapan jika tapering berlaku akhir 2021 atau awal 2022," ujar Bhima.
Hal itu terlihat dari dana asing yang masuk ke bursa saham justru mengalami tren positif dalam bentuk nett buy asing sebesar Rp 3,4 triliun satu bulan terakhir.
IHSG juga naik 6,7 persen dipengaruhi sentimen asing pada periode yang sama, sehingga bergerak di level 6.520.
"Investor asing memang mencermati adanya penyesuaian kebijakan moneter di AS, tapi yang lebih penting saat ini adalah booming beberapa komoditas," beber Bhima.
The Fed diperkirakan bakal mengumumkan tapering pada akhir pertemuan kebijakan moneter 2-3 November.
- BEEF Operasi Pasar, Harga Daging Kerbau Beku Dijual Rp 75 Ribu
- Makin Anjlok, Kurs Rupiah Tembus Rp 16.588 Per USD
- Media Asing Sorot Danantara, Dinilai Serius soal Profesionalitas
- Kemudahan Akses Pendanaan bagi Pelaku Ekonomi Kreatif Sedang Dibahas Pemerintah
- Semarak Ramadan, Pelindo Solusi Logistik Berbagi Ribuan Sembako dan Santunan
- Gubernur Herman Deru Minta Pembangunan Infrastruktur Jadi Prioritas