Target 70 Persen Siswa SMP Ikut UNBK
Mantan Kepala Pustekom Kemendikbud itu mengatakan, SMP berada di bawah naungan pemkab/pemkot. Sedangkan SMA dan SMK ada di bawah naungan pemprov.
"Pengalaman Unas 2017, ada yang lanjar dan belum lancar kolaborasinya," tuturnya. Diantara masalah yang muncul adalah, ketika siswa SMP menumpang UNBK di SMA atau SMK, jelas membutuhkan biaya.
Seperti untuk listrik, internet, sampai honor teknisi komputer. Nah Ari mengatakan ada pemprov selaku pengelola SMA dan SMK yang tidak bersedia keluar uang untuk operasional UNBK SMP.
Begitupula pemkab/pemkot ada yang tidak mau memberikan uang ke SMA/SMK untuk biaya operasional UNBK SMP.
Sampai-sampai ada pemkab/pemkot yang lebih memilih membeli komputer sendiri. Ketimbang keluar uang untuk biaya operasional UNBK yang menumpang di SMA/SMK.
Menurut Ari program membeli komputer untuk UNBK itu tidak jadi persoalan. Selama kegunaannya tidak hanya untuk UNBK saja. Tetapi juga untuk mendukung pembelajaran sehari-hari.
Dia berharap mulai saat ini sudah ada koordinasi antara pemkab, pemkot, dengan pemprov untuk persiapan Unas 2018 termasuk UNBK. Sehingga pelaksanaan UNBK bisa ditingkatkan semaksimal mungkin.
Kepala Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Bambang Suryadi mengatakan, unas berbasis kertas tetap masih digunakan.
Target 70 persen siswa SMP mengiuti UNBK. Tetapi logistik lembar ujian berbasis kertas tidak dibuat ngepres untuk 30 persen siswa SMP.
- Mendikdasmen Belanja Masalah, Seluruh Guru di Indonesia Wajib Tahu, Ada soal Sertifikasi
- Gibran Bercerita tentang Suratnya yang Tidak Direspons Menteri
- Deep Learning Pengganti Kurikulum Merdeka Belajar? Simak Penjelasan Mendikdasmen
- Ujian Nasional Kembali Digelar? Pakar Pendidikan Komentar Begini
- Detik-detik Duel Maut Siswa SMP di Sukabumi, Ditayangkan Langsung di Medsos, 1 Tewas
- Heboh Perundungan di SMP, Bupati Gowa dan Kapolres Langsung Turun Tangan