Target Obama Membentuk Dua Negara
Hasil Negosiasi Langsung Pemimpin Palestina dan Israel
Jumat, 03 September 2010 – 10:33 WIB
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama berhasil memediasi pertemuan bilateral antara Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas, di Gedung Putih, Washington, AS, Kamis (2/9) kemarin. Pertemuan ini merupakan babak baru pembicaraan perdamaian kedua negara Timur Tengah tersebut. "Meski terbentur banyak halangan, kami, Pemerintah AS, beserta dengan juru runding lainnya, tidak pernah merasa putus asa akan negosiasi damai antara Palestina dan Israel," kata Obama saat berpidato kemarin. Selain itu, Presiden kulit hitam pertama AS itu mengucapkan terima kasih kepada para juru runding, termasuk Menlu AS Hillary Clinton, serta utusan khusus Obama untuk perdamaian Timur Tengah, George Mitchell.
Sebab, setelah hampir dua tahun (20 bulan) negosiasi terbengkalai, Palestina dan Israel akhirnya kembali naik ke meja perundingan dan melakukan negosiasi langsung. Dalam perundingan itu, turut hadir Raja Jordania Abdullah II dan Presiden Mesir Hosni Mubarak, dua pemimpin negara Islam yang menyepakati perdamaian dengan Israel.
Baca Juga:
Dalam pernyataannya mengenai negosiasi langsung tersebut, Obama menyatakan bahwa target perundingan damai kali ini adalah terbentuknya dua negara, yakni Palestina dan Israel. Menurut Obama, selama beberapa tahun terakhir, pemerintah Palestina dan Israel sebenarnya sudah saling membangun langkah penting untuk membentuk kepercayaan.
Baca Juga:
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama berhasil memediasi pertemuan bilateral antara Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer