Target Obama Membentuk Dua Negara
Hasil Negosiasi Langsung Pemimpin Palestina dan Israel
Jumat, 03 September 2010 – 10:33 WIB

BERUNDING - Barack Obama bersama PM Israel Benjamin Netanyahu, serta Presiden Palestina Mahmoud Abbas, di Gedung Putih, Washington DC. Foto: Jim Watson/AFP/Getty Images.
Dalam pernyataan menjelang makan malam dengan para pemimpin Arab, Rabu (1/9) waktu Washington, Netanyahu menggambarkan Abbas sebagai mitra dalam perdamaian. Karena itu, dia tidak akan membiarkan serangan terbaru menghalangi jalur menuju perdamaian.
Sementara itu, Abbas mengutuk serangan terhadap warga Israel dan menyeru pertumpahan darah diakhiri. Dia juga menyerukan pembekuan pembangunan pemukiman Yahudi di Tepi Barat, dan mengatakan bahwa sudah tiba waktunya untuk mengakhiri pendudukan Israel atas wilayah Palestina yang mulai berlangsung tahun 1967.
"Kami berbicara secara terbuka, produktif dan serius, seputar pengaturan keamanan," kata Netanyahu kepada pers, seusai pidato Obama. Kedua pemimpin negara Arab itu juga mengutuk aksi serangan yang menewaskan empat pemukim Israel di Tepi Barat, Rabu (1/9).
Sebelum dimulainya perundingan, Obama berbincang dengan keempat pemimpin negara tersebut. Obama mengklaim bahwa perundingan langsung antara Palestina dan Israel akan mengakhiri pendudukan Israel tahun 1967. Selama Perang Enam Hari tahun 1967 itu, Israel menduduki Tepi Barat, termasuk Timur al-Quds (Yerusalem), Dataran Tinggi Golan di Suriah, Semenanjung Sinai Mesir, serta Jalur Gaza.
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama berhasil memediasi pertemuan bilateral antara Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu
BERITA TERKAIT
- Presiden Iran Masoud Pezeshkian Sebut Israel Pelaku Utama Terorisme Global
- Kereta Gantung Terjatuh di Italia Selatan, 4 Tewas
- Ajak Israel Berunding, Hamas Siap Akhiri Perang di Gaza
- Hamas Tolak Gencatan Senjata, Kini Israel Kuasai 30 Persen Jalur Gaza
- 1.400 Tenaga Medis Tewas Akibat Serangan Israel di Gaza
- Gempa Bumi M 5,8 Mengguncang Filipina Rabu Pagi