Target Surplus Beras Masih Terhambat
Rabu, 02 Mei 2012 – 22:22 WIB
JAKARTA - Ketua HIPMI bidang agribisnis, Desi Arianti menilai target surplus beras 10 juta ton pada tahun 2014 merupakan persoalan yang cukup krusial. Pasalnya, ada empat hambatan kebijakan untuk mencapai target surplus beras itu.
Hambatan pertama, selama ini pemerintah terlalu fokus dalam meningkatkan produksi padi, padahal lahan yang tersedia terbatas akibat banyaknya konversi lahan pertanian. Terlebih lagi, konversi lahan pertanian tiap tahun bisa mencapai 110.000 ribu hektare (ha), sehingga lahan baku tahun ini tinggal 6.758.348 ha.
Baca Juga:
Padahal tahun 2002 lahan baku masih seluas 7.748.384 ha. "Untuk dapat surplus dibutuhkan penambahan lahan sekitar empat juta hektare, jika tingkat produktivitas gabah sebesar lima ton per ha," ujar Desi di Jakarta, Rabu (2/5).
Hambatan kedua adalah soal pengadaan benih padi. Sebab selama ini, pengadaan benih untuk petani tersendat dan pengadaannya bersifat public Service Obligation (PSO). Jika harus ditenderkan, akan ada ketidaksinkronisasian antara musim tanam dan pendistribusian bantuan benih yang totalnya mencapai 1 juta ha. "Maka keinginan surplus beras 10 juta ton juga akan terganggu,"imbuhnya.
JAKARTA - Ketua HIPMI bidang agribisnis, Desi Arianti menilai target surplus beras 10 juta ton pada tahun 2014 merupakan persoalan yang cukup krusial.
BERITA TERKAIT
- InterSystems jadi Solusi Data Terintegrasi & GenAI untuk Institusi Kesehatan Indonesia
- BRI Life & BRI Research Institute Realisasikan Komitmen Membantu UMKM
- Konsistensi Menghadirkan Inovasi, Bank Raya Raih BUMN Award 2024
- Prabowo Bentuk Satgas Hilirisasi dan Ketahanan Energi, Bahlil Ditunjuk Jadi Ketua
- Bea Cukai Tegaskan Dukung Perluasan Kawasan Industri PT Alliance di KEK Sei Mangkei
- Resmikan Hanggar Kawasan Berikat PT DSI, Ini Harapan Kepala Bea Cukai Morowali