Tarif Angkutan Darat Siap Naik 30 Persen
"Daripada naik angkutan umum, masyarakat lebih pilih naik sepeda motor atau LCGC. Ini kan kebijakan yang lucu," sebutnya.
Kondisi lain yang menurutnya memberatkan pengusaha anggota Organda adalah pemerintah tidak pernah serius memperbaiki dan menambah infrastruktur jalan darat.
"Okelah kereta api sudah mulai diperhatikan tapi itu kan model angkutan yang port to port. Sementara kami bisa melayani angkutan yang langsung ke tujuan, jadi sebenarnya peranan angkutan darat ini tidak bisa digantikan kereta api," tambahnya.
Sekretaris Jenderal Organda, Ardiansyah menilai tidak anggaran yang harus disediakan pemerintah jika harga BBM subsidi untuk angkutan umum tidak dinaikkan. Pasalnya angkutan umum penumpang dan barang masih dibawah 10 persen dari total konsumsi BBM subsidi tahunan.
"Untuk angkutan penumpang saja cuma sekutar tiga persen, dan barang hanya empat persen. Pokoknya nggak sampai 10 persenlah,"" tukasnya.
Tanpa menaikkan tarif angkutan, dia memperkirakan dampak kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar Rp 3.000 perliter akan mempersulit bisnis anggota Organda selama enam bulan ke depan.
"Setelah itu kita lihat saja ada berapa perusahaan angkutan darat yang bangkrut kalau tidak ada insentif pembelian suku cadang atau dana public service obligation (PSO) dari pemerintah," jelasnya. (wir)
JAKARTA - Organisasi Angkutan Darat (Organda) meminta Pemerintah tidak menyamaratakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi untuk kendaraan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Road Trip MGEVC jadi Bukti Keunggulan Mobil Listrik
- Selamat! ANTAM Raih Penghargaan Appreciated Social ESG Report
- Formula Baru Bejo Jahe Merah untuk Tangkal Masuk Angin
- CVC jadi Langkah Bea Cukai Dukung Perkembangan Industri di 3 Wilayah Ini
- Dukung Peningkatan Daya Saing Produk Lokal, Pamerindo Siap Gelar Manufacturing Indonesia
- Boya Mini, Mic Wireless dengan Desain Ramping, Harga Terjangkau