Tarif Baru Ojol Bisa Bikin Inflasi Makin Tinggi, Pemerintah Diminta Mengkaji Ulang

Tidak hanya itu, kenaikan biaya transportasi juga bisa mendatangkan multiplier effect lain, yaitu membebani usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Misalnya, industri makanan-minuman di skala UMKM yang bisa menaikkan harga.
Pasalnya penggunaan transportasi ojol ini sudah menjadi moda transportasi sehari-hari yang banyak digunakan untuk berbagai aktivitas masyarakat, baik pribadi maupun usaha.
Kenaikan biaya hidup tersebut tentu ujung-ujungnya bisa menurunkan daya beli masyarakat.
Terlebih, rata-rata kenaikan upah minimum nasional pada 2022 ini hanya berkisar di angka 1,09 persen, tidak dapat menutup potensi kenaikan inflasi.
“Jadi saya rasa pemerintah perlu mempertimbangkan kebijakan kenaikan tarif ojek online ini dan melihat sebesar besar elastisitas dari produk atau layanan. Jangan juga, kebijakan ini menimbulkan perang harga antar platform yang akan membuat industri tidak sehat,” tegas Nailul.(chi/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Pemerintah diminta untuk mempertimbangkan kembali kebijakan untuk menaikkan tarif ojek online (ojol).
Redaktur & Reporter : Yessy Artada
- Soal Ojol dapat BHR Rp 50 Ribu, Wamenaker Merespons Begini, Keras
- Menjelang Lebaran, Pak OSO & Kader Hanura Bagikan Ribuan Paket Sembako ke Warga
- Sejak H-10 Lebaran, 352.019 Pemudik Tinggalkan Jawa menuju Sumatera
- 44 Mitra Ojol di Jateng Kaget Cuma Dapat BHR Rp 50 Ribu
- Driver Ojol Protes Dapat Bonus Rp50 Ribu, Wamenaker: Mereka Cuma Pekerja Sambilan
- Sobat Aksi Ramadhan 2025 Bentuk Nyata Kepedulian Pertamina Terhadap Masyarakat