Tarif Listrik Belum Ikuti Penurunan Harga BBM
PLN Serahkan ke Pemerintah
Minggu, 11 Januari 2009 – 12:09 WIB

Tarif Listrik Belum Ikuti Penurunan Harga BBM
JAKARTA - Penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) membuat beban operasional PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) kian longgar. Selama ini BBM memang menjadi energi utama pembangkit milik perusahaan setrum pelat merah itu. Dengan penurunan harga BBM, struktur biaya yang dikeluarkan PLN semakin kecil. Selisih tersebut membuat PLN hingga kini terus merugi dan tidak bisa melakukan pengembangan. Dibanding PT Pertamina, kondisinya ibarat bumi dengan langit. Bila Pertamina sudah menjual BBM bebas subsidi, PLN belum bisa. Meski demikian, Fahmi menyerahkan sepenuhnya masalah kebijakan harga listrik kepada pemerintah. ''Soal harga listrik, kami sepenuhnya terikat pada kebijakan pemerintah,'' paparnya.
''Biaya produksi listrik otomatis turun bila pemerintah kembali menurunkan harga BBM. Penurunan harga BBM memberikan dampak pada biaya produksi, khususnya pembangkit,'' ujar Dirut PLN Fahmi Mochtar di Jakarta kemarin (10/1).
Baca Juga:
Menurut Fahmi, penurunan harga BBM yang dilakukan pemerintah pada Desember 2009 lalu telah memangkas biaya produksi listrik dari Rp 1.300 per Kwh menjadi Rp 1.200 per Kwh. Meski biaya turun, pemerintah masih harus menyubsidi harga jual listrik. Sebab, hingga kini harga jual yang dipatok pemerintah Rp 560 per Kwh atau ada subsidi Rp 640 per Kwh.
Baca Juga:
JAKARTA - Penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) membuat beban operasional PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) kian longgar. Selama ini BBM
BERITA TERKAIT
- Coretax Bermasalah di Awal Tahun, Misbakhun Tetap Yakin Penerimaan Pajak segera Rebound
- Bibit.id Bagikan Tiga Strategi Cerdas Maksimalkan THR 2025
- Jaringan ATM Link Himbara Siap Melayani Pemudik, Jalin Perkuat Sistem Keamanan
- Misbakhun Buka-bukaan Data demi Yakinkan Pelaku Pasar di Bursa
- MPKI: Kepala Daerah Bertanggung Jawab Melindungi Ekosistem Pertembakauan Nasional
- Bank Mandiri Terbitkan Global Bond US$800 juta di Tengah Ketidakpastian Pasar