Tarif Pengiriman Turun, Ekspor Australia ke Asia Makin Kompetitif
Menurut para analis dan pialang, turunnya tarif pengiriman menyediakan akses lebih murah ke pasar Asia Tenggara dan Asia Timur bagi pesaing ekspor Australia.
Kelebihan pasokan kapal curah- paling umum digunakan untuk mengangkut komoditas seperti bijih besi, batubara dan gandum -telah membuat tarif tersebut turun hampir setengah dalam delapan bulan terakhir.
Biaya ekspor bijih besi dari pelabuhan di Australia Barat ke utara China jatuh dari sekitar 10 dolar (atau Rp 100.000) per ton pada bulan November 2014, menjadi 5,12 dolar (atau Rp 51.200) per ton saat ini.
Tarif pengiriman komoditas penting Australia seperti batubara, bijih besi, dan gandum menjadi lebih rendah dari sebelumnya. (Foto: AAP, Dean Lewins)
Direktur lembaga Braemar ACM, Peter Malpas, mengatakan, tarif yang lebih murah ini datang pada saat yang tepat bagi para eksportir bijih besi, yang juga menikmati penurunan harga bahan pembuatan baja, meski di sisi lain membuat ongkos rival mereka, ‘Brasil Vale’, lebih murah pula.
"Dalam pasar pengiriman yang lemah, diferensial yang dinikmati Australia karena kedekatannya dengan pelabuhan, tak bisa terkikis," jelasnya.
Para eksportir gandum juga menilai penurunan tarif ini sebagai hal yang positif, dengan ongkos angkut mencakup sekitar 10% dari biaya gandum di tempat tujuan.
Direktur lembaga ‘NZX’, Nathan Cattle, mengatakan, para petani gandum cukup merasakan efeknya.
Menurut para analis dan pialang, turunnya tarif pengiriman menyediakan akses lebih murah ke pasar Asia Tenggara dan Asia Timur bagi pesaing ekspor
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat