Tarik Total Brimob Dari Papua
Polisi Yang Dipanah Akhirnya Meninggal
Selasa, 06 Desember 2011 – 05:35 WIB

Tarik Total Brimob Dari Papua
Alumnus S2 University Essex Inggris itu menilai banyaknya pasukan tanpa diiringi langkah-langkah dialog dan pemetaan masalah justru tidak positif. "Cenderung memancing perlawanan dari kelompok kelompok yang ada disana," katanya.
Lembaga pemantau hak asasi manusia Setara Institute yang juga ikut dalam pertemuan juga langsung merilis hasil temuannya. Di kantornya kawasan Bendungan Hilir Jakarta, mereka menunjukkan berbagai alasan kenapa urusan HAM di Papua perlu perhatian lebih. "Hasil penelitian kami, penegakan HAM sangat payah," ujar ketua Setara Institute Hendardi.
Indeks yang diambil dengan sampel 71 orang di 13 provinsi dengan latar belakang ahli HAM, birokrat, akademis, aktivis, tokoh agama dan tokoh masyarakat itu, nilai delapan variable masih minim. Tidak ada yang nilainya lebih dari 3.1 dari nilai maksimal tujuh sebagai tanda memuaskan.
Delapan variabel itu adalah, penyelesaian pelanggaran HAM masa lalu, kebebabsan berekspresi, kebebasan beragama, ranham dan kinerja lembaga HAM, rasa aman warga dan perlindungan warga negara, penghapusan hukuman mati, penghapusan diskriminasi, dan pemenuhan hak ekonomi, social serta budaya.
JAKARTA - Mabes Polri kembali berduka. Nyawa Bripda Ridwan Napitupulu yang dipanah sekelompok orang saat perayaan HUT OPM 1 Desember lalu tak terselamatkan.
BERITA TERKAIT
- Begini Tanggapan Wamenaker Soal Ramai Demo Mitra Grab
- Kunker ke Kalteng, Menhut Ungkap Pesan Prabowo Terkait Revitalisasi Usaha Kehutanan
- Ismahi Gelar Diskusi Publik Tentang Dominus Litis Dalam RUU KUHAP
- Danone Aqua Berkomitmen Implementasikan Permen LH Soal Pembayaran Jasa Lingkungan
- Menteri Hanif Faisol Keluarkan Aturan Pembayaran Jasa Lingkungan
- Ridwan Kamil Melaporkan Lisa Mariana ke Bareskrim