Tarik Ulur Upaya Amerika Serikat dan Rusia dalam Konflik Suriah
Dorong Assad dan Oposisi Duduk Semeja
jpnn.com - PERTEMUAN bilateral antara Amerika Serikat dan Rusia di Jenewa terkait dengan krisis senjata kimia Suriah membuahkan hasil lanjutan. Menlu AS John Kerry dan Menlu Rusia Sergei Lavrov sepakat bertemu lagi di New York akhir bulan ini untuk menentukan tanggal konferensi damai bagi Suriah yang sudah lama tertunda.
KABAR yang cukup menyejukkan itu diungkapkan Menlu AS John Kerry kepada wartawan dalam jumpa pers di Jenewa, Swiss, kemarin (13/9). Jumpa pers tersebut juga diikuti Menlu Rusia Sergei Lavrov, wakil negara yang selama ini berseberangan pandangan dengan AS dalam menyikapi krisis Suriah. Hadir pula Lakhdar Brahimi, utusan Liga Arab untuk Suriah.
Negosiasi damai itu kali pertama diusulkan saat Kerry mengunjungi Moskow awal tahun ini. Tetapi, usul tersebut kandas. Pertempuran di Syria pun semakin sengit. Korban terus bertumbangan dalam perang sipil yang sudah berlangsung selama dua tahun itu.
Washington dan Moskow, kata Kerry, sama-sama prihatin soal banyaknya korban yang tewas. Aksi dua pihak itu juga telah membuat kerusakan semakin masif dan menciptakan lebih banyak pengungsi. Bencana kemanusiaan tidak terhindarkan. Karena itu, AS dan Rusia sepakat untuk mengimplementasikan perundingan damai tersebut. Tujuannya, mendorong pihak Presiden Bashar Al Assad dan oposisi untuk duduk bersama mencari solusi.
Kalau perundingan damai itu gol, akan ada banyak kemajuan yang bisa dicapai. "Tapi, itu juga bergantung kesuksesan pertemuan hari ini. Selain itu, ke depannya, bergantung soal senjata kimia," ungkapnya.
Selama ini AS dan Rusia memang belum satu suara dalam menyikapi krisis Suriah itu. AS yang berpatokan pada dugaan bahwa rezim Assad memakai senjata kimia saat melawan rakyatnya sudah ingin meluncurkan serangan militer ke Suriah. Sementara itu, Rusia menolak aksi militer ala koboi tersebut. Negeri Vladimir Putin itu berpendapat bahwa serangan terhadap Suriah bisa memicu sengketa regional yang lebih luas.
Sekarang perundingan Kerry dan Lavrov bakal memasuki hari kedua. Mereka akan mengonkretkan usul Rusia bahwa Suriah harus menyerahkan senjata kimia di bawah kontrol internasional.
Suriah sudah sepakat untuk bergabung dan menandatangani Konvensi Pelarangan Senjata Kimia. Vladimir Putin menganggap bahwa keputusan tersebut sebagai langkah maju dalam mencari jalan keluar atas krisis Suriah. Pertemuan kepala negara sekutu utama Suriah, Tiongkok, dan Iran di Kyrgystan juga menyambut baik langkah Presiden Assad itu.
PERTEMUAN bilateral antara Amerika Serikat dan Rusia di Jenewa terkait dengan krisis senjata kimia Suriah membuahkan hasil lanjutan. Menlu AS John
- Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta Ikut Nobar Laga Indonesia vs Jepang
- KBRI Dili Gelar Nobar Laga Timnas Indonesia vs Jepang
- Amerika Parkir Rudal Typhon di Filipina, Bikin China Ketar-ketir
- Kang TB Sodorkan 4 Catatan Kritis soal Joint Statement Maritime RI-Tiongkok
- Temui Para Taipan Tiongkok, Prabowo Amankan Investasi Rp 156 Triliun
- Ditunjuk Jadi Wakil Ketua Delegasi, Raja Juli Mendampingi Hashim ke Forum COP29