Tas Bermerek Tiruan Makin Marak di Jakarta, Kolektor Asli Mengaku Prihatin

Barang-barang bermerek tiruan, seperti tas, semakin canggih. Perbedaannya dengan yang asli sudah tidak bisa lagi terlihat secara kasat mata sampai mendapat julukan superfake.
Mungkin Anda kelihatannya menenteng tas Hermès edisi Kelly seharga AU$100.000.
Tapi entah itu asli atau bukan, cuma Anda yang tahu.
Yang pasti industri superfake ini memicu perdebatan soal etika pemalsuan barang mewah. Juga jadi ada pertanyaan, apa yang sebenarnya kita bayar dengan puluhan hingga ratusan juta rupiah untuk sebuah produk kulit?
Di tengah perdebatan tentang gaya hidup mewah para pajabat di Indonesia, mereka yang pernah disorot media mengaku kalau tas mereka adalah barang palsu yang di Mangga Dua Jakarta.
"Orang-orang di sini menyebut tas superfake," kata Uci Flowdea, seorang pengusaha yang mengoleksi tas tangan Hermès asli.
"Barangnya sangat mirip, sehingga mereka yang tidak terlatih tidak akan pernah tahu bedanya," jelasnya kepada ABC News.
Superfake tidak berarti super murah
Barang superfake biasanya masih handmade juga, menggunakan bahan yang juga mahal dan sulit dibedakan dari barang aslinya.
Barang-barang bermerek tiruan, seperti tas, semakin canggih. Perbedaannya dengan yang asli sudah tidak bisa lagi terlihat secara kasat mata
- Daya Beli Melemah, Jumlah Pemudik Menurun
- Dunia Hari Ini: Mobil Tesla Jadi Target Pengerusakan di Mana-Mana
- Kabar Australia: Pihak Oposisi Ingin Mengurangi Jumlah Migrasi
- Dunia Hari Ini: Unjuk Rasa di Turki Berlanjut, Jurnalis BBC Dideportasi
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan di Korea Selatan, 24 Nyawa Melayang
- 'Jangan Takut': Konsolidasi Masyarakat Sipil Setelah Teror pada Tempo