Tas Bermerek Tiruan Makin Marak di Jakarta, Kolektor Asli Mengaku Prihatin

Tas Bermerek Tiruan Makin Marak di Jakarta, Kolektor Asli Mengaku Prihatin
Uci Flowdea, seorang kolektor tas Hermès, mampu mendeteksi tas-tas tiruan yang semakin banyak dijual saat ini. (ABC News: Mitch Woolnough)

Maraknya produk tiruan juga memunculkan profesi baru bagi mereka yang mampu melakukan verifikasi kalau tas yang dimiliki seseorang bukanlah tas palsu.

Apalagi, kualitas barang tiruan juga semakin meningkat, hingga para penjualnya menawarkan harga puluhan ribu dolar untuk satu tas bermerek.

Kolektor asli merasa prihatin

Sebagai kosumen tas bermerek, Uci, yang berasal dari Surabaya, mengaku mulai mengoleksi tas Hermès setelah bosan menginvestasikan kekayaannya di sektor properti dan mobil.

Hasil studi di tahun 2016 menyebutkan tas Hermès bisa menjadi investasi yang lebih aman ketimbang emas atau pasar saham.

Inilah yang jadi alasan Uci mengoleksinya.

Dia mengaku memiliki lebih dari 200 tas tangan Hermès asli, yang dibelinya setelah membangun hubungan secara bertahap dengan butik Hermès di berbagai negara.

Tapi selama pandemi COVID-19, Uci hanya bisa membelinya dari Indonesia.

Tahun lalu, dia memesan empat tas Hermès dari seorang influencer terkenal di Jakarta dengan total sekitar Rp1,3 miliar. Tapi dia langsung curiga ketika menerima pesanannya.

Barang-barang bermerek tiruan, seperti tas, semakin canggih. Perbedaannya dengan yang asli sudah tidak bisa lagi terlihat secara kasat mata

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News