Tas Bermerek Tiruan Makin Marak di Jakarta, Kolektor Asli Mengaku Prihatin
Maraknya produk tiruan juga memunculkan profesi baru bagi mereka yang mampu melakukan verifikasi kalau tas yang dimiliki seseorang bukanlah tas palsu.
Apalagi, kualitas barang tiruan juga semakin meningkat, hingga para penjualnya menawarkan harga puluhan ribu dolar untuk satu tas bermerek.
Kolektor asli merasa prihatin
Sebagai kosumen tas bermerek, Uci, yang berasal dari Surabaya, mengaku mulai mengoleksi tas Hermès setelah bosan menginvestasikan kekayaannya di sektor properti dan mobil.
Hasil studi di tahun 2016 menyebutkan tas Hermès bisa menjadi investasi yang lebih aman ketimbang emas atau pasar saham.
Inilah yang jadi alasan Uci mengoleksinya.
Dia mengaku memiliki lebih dari 200 tas tangan Hermès asli, yang dibelinya setelah membangun hubungan secara bertahap dengan butik Hermès di berbagai negara.
Tapi selama pandemi COVID-19, Uci hanya bisa membelinya dari Indonesia.
Tahun lalu, dia memesan empat tas Hermès dari seorang influencer terkenal di Jakarta dengan total sekitar Rp1,3 miliar. Tapi dia langsung curiga ketika menerima pesanannya.
Barang-barang bermerek tiruan, seperti tas, semakin canggih. Perbedaannya dengan yang asli sudah tidak bisa lagi terlihat secara kasat mata
- Letjen TNI (Purn) Sumardi Melantik DPD Pejuang Bravo Lima Daerah Khusus Jakarta
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Setelah 38 Tahun, Warga Kebon Kosong Jakarta Pusat Dapat Nikmati Layanan Air PAM
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing
- 34 Persen Pelajar SMA di Jakarta Terindikasi Gangguan Mental Emosional
- Sambut Natal, Touring Bela Negara Series Santuni Panti Asuhan di Jakarta Selatan