Tas Bermerek Tiruan Makin Marak di Jakarta, Kolektor Asli Mengaku Prihatin
"Ketika saya pertama kali melihatnya, tas-tas keliatannya meyakinkan. Tapi setelah menyentuhnya, saya bisa merasakan barangnya tidak asli," ujarnya.
"Saya mengoleksi tas selama 15 tahun. Saya langsung tahu kalau ada yang tidak beres," katanya.
Uci menyebut kebanyakan orang tidak akan bisa menemukan petunjuk barang tiruan.
"Meskipun barang KW-1 sangat mirip dan hanya memiliki sedikit perbedaan, saya bisa menemukannya," katanya.
"Ada yang terlalu banyak celah pada jahitannya, atau ada butiran berbeda di kulitnya, atau pegangan yang terasa beda," tambahnya.
Uci kemudian meminta uangnya dikembalikan dari influencer tersebut, yang berujung pada saling melapor ke polisi.
Puncaknya adalah ketika si penjual bernama Medina Zein Azhari akhirnya divonis penjara selama sembilan bulan karena terbukti mengancam Uci.
Medina juga dilaporkan divonis hukuman penjara dua tahun lainnya untuk kasus penipuan terpisah di Surabaya.
Barang-barang bermerek tiruan, seperti tas, semakin canggih. Perbedaannya dengan yang asli sudah tidak bisa lagi terlihat secara kasat mata
- PAM Jaya Pasang Pompa Alkon, Masyarakat Bilang Begini soal Dampaknya
- Letjen TNI (Purn) Sumardi Melantik DPD Pejuang Bravo Lima Daerah Khusus Jakarta
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Setelah 38 Tahun, Warga Kebon Kosong Jakarta Pusat Dapat Nikmati Layanan Air PAM
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing
- 34 Persen Pelajar SMA di Jakarta Terindikasi Gangguan Mental Emosional