Tas Lebaran

Oleh: Dahlan Iskan

Tas Lebaran
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - Suara takbir dari kampung sebelah itu terdengar sayup. Ini Lombok Timur.

Hujan menggutus di malam Lebaran. Sudah lama. Sejak lepas tengah hari. Sejak saya merapat di Dermaga Kayangan -baru tiba dari Pulau Moyo.

Tas Lebaran

Baca Juga:

Pun sampai menjelang berbuka puasa, hujan belum berhenti. Lombok Timur sangat basah. Azan magrib terasa lebih lambat datang. Penantian saat berbuka terasa lebih lama.

Ikan bakar di atas panggangan itu terasa mengejek kami yang sudah lama menanti. Ejekannya terasa kejam.

Ikan itu terlalu besar. Mulutnya menganga -bisa dimasuki bola tenis. Aroma bakarnya kian membuat perut melilit: ikan kerapu.

Baca Juga:

Belum pernah melihat kerapu sebesar ini. Kerapu segar. Seberat 12 kg.

"Dari mana kerapu raksasa ini?" tanya saya.

Ini Lombok Timur. Hujan menggutus di malam Lebaran. Sudah lama. Sejak lepas tengah hari. Sejak saya merapat di dermaga Kayangan -baru tiba dari Pulau Moyo.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News