Tasawuf Gaya Dahlan Iskan
Selasa, 23 Juli 2013 – 06:45 WIB

Tasawuf Gaya Dahlan Iskan
Untuk mendapatkan prestasi besar tersebut, Dahlan Iskan mencoba memaknai tasawuf sebagai berikut: Pertama, ikhlas. Dahlan Iskan mencoba sekuat tenaga mengamalkan ikhlas dalam menghadapi segala problem hidup. Latar belakang yang ditempa dengan kemiskinan dan didikan orang tua yang agamis ternyata juga melahirkan sikap “nrimo” (menerima) suatu kematian pada saat karir sedang menanjak.
Baca Juga:
Sikap menerima keputusan Allah terekam dengan jelas ketika “peredaran darah” dan “emosinya” normal pada saat akan menjalani transplantasi liver. Hati adalah sentral kehidupan. Kegagalan transplantasi adalah kematian (sebagaimana yang dialami oleh Cak Nur yang menimbulkan efek perubahan warna hitam pada kulitnya).
Sikap tegas menerima “ganti hati” adalah perwujudan puncak “kepasrahan”, yang pada dirinya sudah tidak memikirkan kekayaan, dan karir yang ada pada dirinya. Kedua, disiplin. Bagi Dahlan Iskan waktu adalah ibadah. Karenanya digunakan sebaik-baiknya untuk beribadah dalam berbagai bentuk seperti bisnis, belajar dan menulis.
Sesibuk apapun tulisan Dahlan Iskan selalu tampil di Koran Grup Jawa Pos. Tentu kalau saya membaca tulisannya, akan mendapatkan suatu kesimpulan bahwa Dahlan Iskan “disiplin dan tidak mau ambil pusing” ( mengingatkan saya pada Daisaku Ikeda, penulis artikel “manusia baru” yang jumlahnya lebih dari 5.700 seri).
SAYA mencoba melihat sisi tasawuf Dahlan Iskan yang kebetulan sama-sama alumni Pesantren- dan sama-sama dari Pesantren yang menganut tarikat muktabarah,
BERITA TERKAIT
- Kader Gerindra di Banggai Minta Polisi Menindak Pelaku Persekusi
- Paus Fransiskus Meninggal, Prabowo: Dunia Kehilangan Sosok Panutan dalam Kemanusiaan
- Mbak Ita bersama Suami Didakwa Terima Suap Rp 9,29 Miliar dari Proyek & Insentif ASN
- Dittipidsiber Bareskrim Turun Tangan Usut Gangguan Sistem Bank DKI
- Menindaklanjuti Pertemuan Bilateral, Menko Polkam BG Rapat Bahas Implementasi Batas Maritim
- Mendiktisaintek dan Menkes Evaluasi Pendidikan Dokter Spesialis, Imbas Kekerasan Seksual di RSHS