Tasawuf Gaya Dahlan Iskan

Tasawuf Gaya Dahlan Iskan
Tasawuf Gaya Dahlan Iskan
Itu sebabnya mengapa tulisannya selalu inspiratif dan enak dibaca. Ketiga, bekerja keras dan tidak mengharap imbalan. Sangat sulit diterima secara akal, Dahlan Iskan yang telah bekerja sekitar 9 tahun di perusahaan milik BUMD Jatim tidak mengambil gaji yang sebenarnya haknya.

Sikap ini pun berlanjut ketika menjadi Dirut PLN. Ini fakta. Boleh sikap tersebut “dipelintir” menjadi multi tafsir. Tapi penulis melihat, bahwa Dahlan Iskan ingin memberikan suatu pembelajaran bahwa keberhasilan suatu pekerjaan apabila dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Karena sikap tersebut akan mendatangkan “keberkahan” dalam hidup dan menjadi amal shaleh yang bisa dirasakan oleh masyarakat luas.

Terlepas dari segala kekurangan, sebagai manusia biasa Dahlan Iskan telah memberi suntikan etos kerja yang orientasi pada kualitas diri yang mengedepankan kepentingan masyarakat daripada kepentingan individu. Jadi tidak menerima gaji sebagai simbol “pembunuhan” pada egoisme individu yang terkadang selalu ingin muncul sikap “keakuannya”.

Ketika hal ini berhasil, maka dengan leluasa bisa berbuat, berkarya dan bekerja dengan sepenuh hati. Keempat, sederhana. Hidup sederhana yang tercermin dari Dahlan Iskan yaitu sikap yang tidak kehilangan jati diri sebagai orang yang lahir dari keluarga miskin. Keberhasilan saat ini yang mengantarkan dirinya sebagai konglomerat tidak merubah tabiat orang kampung yang mencerminkan kesederhanaan, baik dalam berpakaian ataupun selera makan. Dahlan Iskan dengan mudah bergaul dengan rakyat sebagaimana yang dialaminya tempo dulu. Ia tidak “tidak risih” naik kereta api berdesak-desakan, naik ojek yang parkir di pinggir jalan, dan makan serta tidur di rumah rakyat biasa.

SAYA mencoba melihat sisi tasawuf Dahlan Iskan yang kebetulan sama-sama alumni Pesantren- dan sama-sama dari Pesantren yang menganut tarikat muktabarah,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News