Taur Matan Ruak, Presiden Ketiga Timor Leste Pascamerdeka
Rela Tanggalkan Pangkat Jenderal Bintang Dua
Sabtu, 21 April 2012 – 00:02 WIB
Konon, dengan kemampuan suprantural yang dimiliki sejak lahir, Taur bisa tahu dari mana musuh bakal datang. Karena itu, dia bisa secepatnya mengantisipasi serangan musuh atau memukul balik musuh yang ingin mengejar dan menangkap mereka. Kemampuan inilah yang membuat dirinya bisa leluasa beroperasi mengoordinasi pasukan Falintil yang dipecah-pecah di wilayah tengah dan timur Timor Leste saat itu.
Nama Taur Matan Ruak, menurut beberapa teman seperjuangannya, dikenakan sejak dia resmi bergabung dengan gerilyawan Falintil (Frente Armadas Libertacao Indenpendente Timor Leste), sayap militer Partai Fretilin yang dibentuk pasca penyerangan TNI ke wilayah itu, 7 Desember 1975. Taur lari ke Aileu, kemudian bergabung ke markas Falintil Maubesi, Same, Viqueque, Venilale, dan Ossu. Setelah tiga tahun, Taur begerak menuju ke Baguia, kemudian tinggal di Laga, masih Distrik Baucau, hingga 1976.
Selama periode 1976-1979, Taur menjabat adjunto (wakil komandan) Kompi I Falintil di Laga untuk wilayah Loro Klaran (sektor tengah) dan Loro Sae (sektor timur). Kemudian, dia naik menjadi komandan Kompi I Falintil untuk sektor yang sama.
Karirnya di Falintil moncer. Selain menjadi komandan kompi I, dia merangkap menjadi komandan kompi intervensi untuk kekuatan basis di Gunung Matebian. Selepas itu, Taur dinominasikan sebagai asisten politik untuk wilayah Baquia dan bertanggung jawab untuk operasi di wilayah timur.
Presiden Timor Leste terpilih, Taur Matan Ruak, tak bisa melupakan jasa rakyat yang berkali-kali menyelamatkan nyawanya dari kejaran pasukan
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala