Tawa Duka
Oleh: Dahlan Iskan
jpnn.com - DUKA akhir tahun pun hilang di Cikeusik. Terutama setelah bertemu 21 'Perusuh' Disway di Banten Selatan itu. Kemarin. Khususnya setelah mengenal satu per satu siapa mereka.
Meski 21 orang itu hasil undian, ternyata cukup mencerminkan profil pembaca Disway secara keseluruhan. Wanitanya, 6 orang. Yang Tionghoa 5 orang.
Latar belakang pendidikan mereka pun mencerminkan profil pembaca Disway: ada sarjana fisika ITB, ada sarjana matematika murni, ada alumni UIN Pekanbaru dan Jakarta.
Ada sarjana ilmu komputer. Ada akuntansi. Ada seorang dokter. Yang lulusan SMA hanya satu orang –dua dengan saya. Ia asli wong kito Palembang. Pedagang. Sudah punya 4 toko. Tokonya tetap berkembang meski diserbu Indomaret dan Alfamart. Pertanda ia sudah siap memasuki persaingan kelas berat.
Juga ada satu orang mantan TKW. Perusuh lulusan SMP ini dikawini perusuh laki-laki jauh sebelum ada rubrik komentar.
Hebatnya Sang TKW mempunyai data berharga di negara tempatnyi bekerja. Info itu disampaikan kepada sang suami. Lantas info itu pun jadi ladang bisnis suami-istri ini.
Bisnis itu menghasilkan. Belakangan dia sering diajak suami mondar-mandir ke negara tempat dia jadi TKW dulu. Kali ini dalam status yang sudah sebagai juragan bisnis.
Hidupnya pun kelihatan bahagia. Wajahnya ceria. Banyak senyum. Tinggi. Langsing. Perusuh lain pun salah sangka berapa umurnya.