Tawaduk Thinking

Oleh: Dahlan Iskan

Tawaduk Thinking
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Saat makan siang di lantai dua (baca Disway: Taksi Kemudi), kami terjerumus ke topik pembicaraan yang serius. Soal critical thinking.

Baca Juga:

Soal tes masuk ke UC Berkeley yang sulit. Pun bagi calon mahasiswa yang sudah terpilih dan pintar-pintar di bidang akademisnya.

Kita punya titik lemah. Titik lemahnya satu: gagal saat tes membuat esai.

Ternyata Indonesia Emas 2045 perlu disiapkan sejak dari masalah esai. Mumpung masih 20 tahun lagi.

Diskusi di meja makan ini jadi lebih panjang. Sajian soto Lamongan, dengan isi bihun, sudah habis. Perlu tambah nasi putih, rendang, tahu sayur, dan kerupuk udang.

Ups... tidak. Saya tidak makan kerupuk.

Saya puji juru masak di Wisma Indonesia. Terutama karena dia, orang Manado, bisa bikin soto lamongan dan rendang yang enak. Alangkah sedapnya kalau dia bikin woku dan dabu-dabu.

Kelemahan dalam membuat esai kelihatannya sepele. Tidak menyangkut ilmu dasar pilihan akademisnya.

Soal tes masuk ke UC Berkeley yang sulit. Pun bagi calon mahasiswa yang sudah terpilih dan pintar-pintar di bidang akademisnya. Kita punya titik lemah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News