Tawaduk Thinking

Oleh: Dahlan Iskan

Tawaduk Thinking
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Di situ ustaz mengajarkan banyak bertanya itu tercela. Seperti cerewet. Dianggap buruk seperti Israel. Diperintah sembelih sapi saja masih bertanya. Sapinya jantan atau betina. Apa warna kulitnya.

Stop. Jangan diteruskan. Bisa murtad. Toh, Anda bisa berpikir sendiri di mana hulu dari lemahnya critical thinking itu.

Dan lagi sudah terlalu panjang. Saya masih harus segera mencoba naik taksi tanpa pengemudi. Mumpung di San Francisco. Keburu sore.

Masih akan ada diskusi dengan diaspora pukul 17.00. Masih ada makan malam di rumah Marissa di San Bruno. Ahli-ahli dari MIT asal Afrika Selatan akan gabung di makan malam itu.

Masih belum menulis pula untuk Disway.

Stop.(*)


Berita Selanjutnya:
Ari Dian

Soal tes masuk ke UC Berkeley yang sulit. Pun bagi calon mahasiswa yang sudah terpilih dan pintar-pintar di bidang akademisnya. Kita punya titik lemah.


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News