Tawarkan Jasa Akunpuntur, Minta Dibayar Bibit Pohon

Tawarkan Jasa Akunpuntur, Minta Dibayar Bibit Pohon
Tawarkan Jasa Akunpuntur, Minta Dibayar Bibit Pohon

Sementara, di Ranu Pakis mengapung ratusan keramba ikan nila milik masyarakat setempat dengan omzet tak kurang Rp 2 miliar per tahun. Di Ranu Lading, masyarakat bebas menebar jala dari atas rakit untuk menangkap ikan sebagai nafkah bagi istri dan anak-anaknya.

Tapi, semua kejayaan Gunung Lamongan itu terancam bakal menjadi dongeng belaka. Sebab, ekologi Lamongan saat ini sangat kritis. Tidak kurang 6.000 hektare di kawasan green belt Lamongan kini gundul dan kering kerontang. Bukit dan lereng hanya ditumbuhi ilalang bak padang savana. Lamongan meranggas sejak 1998 - 2002 akibat illegal logging.

Tergerak atas kondisi Gunung Lamongan yang kian merana, A"ak mulai menggalang kawan-kawannya untuk merintis penghijauan. Sasaran pertama adalah kawasan Ranu Lemongan, yang hanya berjarak sekitar 2 km dari rumahnya. Kegiatan itu dimulai pada 2005. Tepian Ranu Lemongan ditanami berbagai jenis pohon buah dan pohon penahan air, seperti gayam, johar, dan bambu. ""Alhamdulillah sekarang sudah ijo royo-royo,"" ujarnya.

Kegiatan konservasi di Ranu Lemongan berjalan selama dua tahun. Kini kawasan itu kembali hijau. Air di ranu itu pun tak cepat susut kala kemarau. Bersama dengan sejumlah kawan-kawannya yang merintis penghijauan di Ranu Lemongan, A"ak melontarkan gagasan untuk melakukan kegiatan serupa dalam skala lebih luas.

Pria berusia 35 tahun ini sempat dianggap sesat karena menggelar Maulid Nabi yang bernuansa penghijauan. Upayanya menghijaukan 6.000 hektare hutan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News