Tawuran Antarpelajar di Jakarta Makin Marak, Begini Kata Psikolog
jpnn.com, JAKARTA - Maraknya aksi tawuran antarpelajar di beberapa tempat di Jakarta cukup menyita perhatian masyarakat.
Bagaimana tidak, dalam aksi mereka banyak anak-anak yang menggunakan senjata tajam seperti celurit untuk menghabisi nyawa satu sama lain.
Psikolog, Oriza Sativa pun angkat bicara. Oriza mengatakan psikologis utama anak-anak adalah aktualisasi diri dan sosialisasi.
Kata Oriza, kurangnya pengawasan, tidak punya nilai hidup yang jelas dan salah asuhan orang tua menyebabkan terjadinya tawuran.
"Mungkin karena salah asuhan, tidak punya value atau nilai hidup yang jelas, dan kurangnya pengawasan mengakibatkan terjadinya tawuran ini," ungkap Oriza saat berbincang dengan jpnn.com, Sabtu (12/9) sore.
Pertama, salah pola asuh orang tua kata dia bisa jadi karena kesibukan orang tua dan dianggap punya perbedaan budaya orang tua zamam dulu dan sekarang.
Kedua, lanjutnya, tidak adanya nilai hidup artinya kalau telah menanamkan kedisiplinan sejak kecil, hormat kepada orang tua, kasih sayang kepada manusia, tidak boleh dendam, tidak adanya rasa untuk saling membalas dendam hal-hal seperti itu tidak mungkin terjadi.
Terakhir, kata dia kurangnya anak tersebut melakukan kegiatan yang positif.
Maraknya aksi tawuran antarpelajar di beberapa tempat di Jakarta cukup menyita perhatian masyarakat.
- Saling Bunuh Remaja Pelaku Tawuran Pakai Senjata Tajam di Koja
- Maling Motor Ini Incar Kendaraan Milik Pelaku Tawuran, Modus Sebagai Polisi
- Kasus Anak Bunuh Ayah & Nenek, Polisi Periksa Psikolog Sebagai Saksi
- Fakta Penembakan Gamma Terungkap, Tak seperti Omongan Kapolrestabes Semarang
- Ini Lho Rekaman CCTV Polisi Tembak Siswa SMKN 4 Semarang, Tak Ada Tawuran
- Polisi Tembak Mati Siswa SMK, Kapolrestabes Semarang Siap Dipanggil Komisi III DPR