Tawuran Pelajar Tersistem
Minggu, 30 September 2012 – 08:58 WIB
Dari 40 pelajar pelaku tawuran yang dipilih dengan metode purposive sampling, sebanyak 62,5 persen mengaku terlibat dalam karena solider atau setia kawan. Sebanyak 25 persen menganggap tawuran sebagai rutinitas dan iseng saja, cukup besar untuk alasan abstrak.
Baca Juga:
Penyebab tawuran karena permasalahan sebelumnya sebanyak 7,5 persen, itu membuat tradisi kekerasan kian mengakar dan sulit untuk diurai. Sedangkan karena kalah dalam pertandingan olahraga dan permasalahan pribadi, masing-masing sebanyak 2,5 persen.
“Tepat sekali, mereka merasa perbuatan mereka benar, makanya selalu dilakukan secara berulang-ulang. Solidaritas memang menjadi alasan utama, sesuai dengan hasil kajian kami selama menangani masalah ini,” tegas Ketua Harian Satgas Pelajar Kota Bogor, TB Muhammad Ruchjani.
Yang menarik, berangkat dari solidaritas itu mereka berkelompok dan memainkan peran sesuai dengan kapasitasnya. Sosok paling berpengaruh dalam tawuran yakni provokator atau penggerak. Besaran pengaruhnya sebanyak 12,5 persen. Sementara peran berikutnya diisi oleh pentolan atau panglima lapangan sebanyak 27,5 persen.
BOGOR- Serangkaian seremoni penangkal tawuran yang digawangi aparat kepolisian dan stakeholders pendidikan Bogor, belum membuahkan hasil nyata. Buktinya,
BERITA TERKAIT
- Gerakan Guna Ulang Jakarta, Edukasi Mengurangi Pemakaian Plastik Sekali Pakai
- Fasilitas Makin Lengkap, Triboon Hub Tambah 2 Resto Baru di Jakarta
- Durasi Pemadaman Lampu Program Earth Hour Terlalu Singkat
- Di Tengah Sosialisasi Tupoksi kepada Warga, MKD DPR RI Singgung Pelat Nomor Khusus
- Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia, Warga Bekasi Diminta Kibarkan Bendera Setengah Tiang
- Anies Bangun Kampung Gembira Gembrong dengan Dana Rp 7,8 Miliar dari Infak Salat Id di JIS