Tawuran Pelajar Tersistem
Minggu, 30 September 2012 – 08:58 WIB
Peran provokator dan pentolan mampu meraup massa pelajar mencapai 52,5 persen. Yang menarik, layaknya sebuah peperangan sungguhan, ada peran tumbal di garda terdepan sebanyak 2,5 persen dan peran medis untuk memberikan pertolongan sebanyak 2,5 persen.
Sisanya, sebanyak 2,5 persen menjadi tenaga cadangan yang fleksibel mengisi ruang-ruang kosong dalam setiap peran. “Mereka juga punya strategi, punya cara untuk menghimpun tenaga bantuan dari luar sekolah. Itu dilakukan untuk menambah daya gempur sebuah kelompok,” terangnya.
Struktur dalam kelompok pelajar pelaku tawuran bukan hanya dilihat dari perannya. Tapi, secara tipologi, seperti dalam film-film gengster di luar negeri, pengelompokan terbagi menjadi tiga, ada pemimpin sebanyak 22,5 persen, ada pasukan, dan ada pengikut sebanyak 30 persen.
Tipologi pasukan cukup dominan dengan 47,5 persen, tindakan mereka berupa verbal dan fisik. Diikuti tipologi pengikut dengan 30 persen, tindakan mereka masih sebatas verbal dan fisik. Sementara tipologi pemimpin sebanyak 22,5 persen. Meski jumlahnya sedikit, namun tindakan mereka cukup kompleks, seperti penggunaan senjata tajam dan melempar batu.
BOGOR- Serangkaian seremoni penangkal tawuran yang digawangi aparat kepolisian dan stakeholders pendidikan Bogor, belum membuahkan hasil nyata. Buktinya,
BERITA TERKAIT
- Gerakan Guna Ulang Jakarta, Edukasi Mengurangi Pemakaian Plastik Sekali Pakai
- Fasilitas Makin Lengkap, Triboon Hub Tambah 2 Resto Baru di Jakarta
- Durasi Pemadaman Lampu Program Earth Hour Terlalu Singkat
- Di Tengah Sosialisasi Tupoksi kepada Warga, MKD DPR RI Singgung Pelat Nomor Khusus
- Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia, Warga Bekasi Diminta Kibarkan Bendera Setengah Tiang
- Anies Bangun Kampung Gembira Gembrong dengan Dana Rp 7,8 Miliar dari Infak Salat Id di JIS