Teddy Garuda: Para 'Badut' Samakan Demokrasi dengan Dinasti Politik

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnaidi menyindir pihak-pihak yang mengaitkan peristiwa politik di Sri Lanka dengan Indonesia.
Teddy mengungkapkan Sri Lanka yang kini diterpa krisis sosial dan ekonomi menghalalkan politik dinasti.
Politik dinasti itu yang mengakibatkan rakyat di negara Asia Selatan itu geram dan menuntut presiden mereka mundur.
"Hal yang dicari-cari oleh para badut politik. Demi memuaskan hawa nafsu, mereka samakan antara demokrasi dengan dinasti politik," ujar Teddy dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (16/7).
Juru Bicara Partai Garuda itu mengatakan ada pihak yang menyindir anak elite pemerintah pusat menjadi kepala daerah dan menjabat legislatif.
Hal tersebut yang menjadi narasi beberapa pihak menguatkan dinasti politik ada di Indonesia.
Menurut dia, anak elite pemerintah yang menjabat kepala daerah bukan pertanda terjadi dinasti politik. Dirinya kemudian menyinggung Pasal 28D Ayat 3 UUD 1945.
"Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan," ujar Teddy.
Teddy Gusnaidi menyindir pihak-pihak yang mengaitkan peristiwa politik di Sri Lanka dengan Indonesia.
- Pengamat BRIN: Wapres Gibran Berperan untuk Perkuat Demokrasi Sipil
- Pengamat Politik IPI: Gibran Berperan Penting Merawat Demokrasi Sipil
- Wapres Gibran Dinilai Jadi Penyelamat Demokrasi Sipil
- Bawaslu Konsisten Mengawal Demokrasi
- PA GMNI Dorong Etika Bernegara Berbasis Pancasila untuk Atasi Krisis Demokrasi
- Konsorsium Jurnalisme Aman Desak Pemerintah Lindungi Kebebasan Pers