Teddy Minahasa

Oleh: Dahlan Iskan

Teddy Minahasa
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Tiba-tiba saja seperti ada bintang baru yang akan meramaikan persaingan menuju langit ke-7.

Putra dari seorang ayah Madura dan ibu Tionghoa-Muslim Pasuruan itu tinggal menunggu pelantikan. Ibarat pengantin tinggal menuju pelaminan.

Setelah menerima telegram pengangkatannya sebagai Kapolda Jatim itu ia belum ke Surabaya. Ibunya memang masih tinggal di Pasuruan tetapi Teddy tunggu sekalian dilantik.

Pelaminan sudah disiapkan, tapi terjadilah peristiwa narkoba itu. Ia hampir naik namun tidak jadi naik. Ia juga tidak ke samping. Ia tidak hanya turun. Ia jatuh.

Soal narkoba itu sebenarnya bukan peristiwa baru. Kejadiannya di pertengahan bulan Juni. Empat bulan yang lalu. Yakni ketika kapolres Bukittinggi ingin unjuk prestasi. Agar bisa segera naik jadi Komisaris Besar Polisi.

Kapolres, Juni lalu itu, menangkap narkoba 41 kg.

Sang Kapolres, setelah itu, ternyata dipindahkan ke Polda. Menempati job yang bukan untuk pangkat Kombes.

Narkoba tangkapan itu sendiri akhirnya dibakar. Yakni setelah selesai dipergunakan untuk barang bukti penuntutan hukum. Ada upacara pembakarannya. Di depan umum.

Saya bisa membayangkan betapa kaget Irjen Teddy Minahasa Putra menerima pemberitahuan jadi kapolda Jatim itu. Setelah itu tersandung kasus narkoba.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News