Teddy Minahasa
Oleh: Dahlan Iskan
Tiba-tiba saja seperti ada bintang baru yang akan meramaikan persaingan menuju langit ke-7.
Putra dari seorang ayah Madura dan ibu Tionghoa-Muslim Pasuruan itu tinggal menunggu pelantikan. Ibarat pengantin tinggal menuju pelaminan.
Setelah menerima telegram pengangkatannya sebagai Kapolda Jatim itu ia belum ke Surabaya. Ibunya memang masih tinggal di Pasuruan tetapi Teddy tunggu sekalian dilantik.
Pelaminan sudah disiapkan, tapi terjadilah peristiwa narkoba itu. Ia hampir naik namun tidak jadi naik. Ia juga tidak ke samping. Ia tidak hanya turun. Ia jatuh.
Soal narkoba itu sebenarnya bukan peristiwa baru. Kejadiannya di pertengahan bulan Juni. Empat bulan yang lalu. Yakni ketika kapolres Bukittinggi ingin unjuk prestasi. Agar bisa segera naik jadi Komisaris Besar Polisi.
Kapolres, Juni lalu itu, menangkap narkoba 41 kg.
Sang Kapolres, setelah itu, ternyata dipindahkan ke Polda. Menempati job yang bukan untuk pangkat Kombes.
Narkoba tangkapan itu sendiri akhirnya dibakar. Yakni setelah selesai dipergunakan untuk barang bukti penuntutan hukum. Ada upacara pembakarannya. Di depan umum.