Tegak Lurus
Oleh: Dahlan Iskan
Ini seperti seruan: mulailah terbiasa hidup tidak nyaman. Toh, hanya 1,5 jam. Dari Bandara TNI-AU Halim Perdanakusuma ke Bandara TNI-AU Adi Sucipto.
Dari Adi Sucipto ke Magelang mereka juga harus naik bus. Itu lambang untuk hidup biasa-biasa saja.
Sampai di Magelang mereka tidak tinggal di hotel, tetapi di barak tentara berbentuk tenda. Mudah-mudahan ber-AC.
Jangan-jangan mulai ada yang menyesal: jadi menteri ternyata tidak boleh enak, apalagi bagi menteri baru yang sudah terbiasa hidup dari lobi hotel ke salon.
Akan tetapi ini, kan, hanya tiga hari. Toh, masih di masa bulan madu. Kebanggaan diangkat sebagai menteri masih bisa mengalahkan sulitnya cara hidup baru itu.
Latar belakang Presiden Prabowo yang militer tentu mewarnai kabinetnya.
Seorang jenderal pasti punya keyakinan: bahwa ''manajemen ala militer'' ialah unggul. Keyakinan itu lantas menjadi kebanggaan.
Banyak jenderal yang kemudian punya pendapat: kalau saja manajemen ala militer diterapkan di luar militer akan membawa kesuksesan.
Saya perhatikan daya tarik acara pembekalan menteri baru tersebut cukup tinggi. Bisa mengalihkan isu negatif tentang latar belakang para menteri itu sendiri.
- Indonesia-Brasil Perkuat Sinergi Ekonomi, Teken Kerja Sama Senilai USD 2,8 Miliar
- Menko Airlangga Dampingi Presiden Prabowo Temui Sekjen PBB, Ini yang Dibahas
- Laut China Selatan, Teledor Atau Terjerat Calo Kekuasaan
- Agustiar-Edy Siap Menjalankan Program Asta Cita Prabowo Demi Menyinkronkan Pembangunan Kalteng
- Senator PFM Desak Presiden Prabowo Turun Tangan Terkait Masalah Seleksi CPNS 2024
- Kokkang Ibunda