TEGANG! Abu Sayyaf Menyamar, Tiba-tiba Todongkan Senjata
Sampai pada waktu pembebasan Minggu (1/5), mereka diantar dari tempat penyanderaan. Dijemput sebuah mobil. Sekira pukul 12.00 waktu setempat.
“Tidak tahu mobil dari mana. Kami turun dari perahu. Orang dari mobil itu turun dan naik perahu yang kita naiki. Sedangkan kami naik ke dalam mobil itu,” jelasnya.
Julian melanjutkan, tidak ada pengawalan sama sekali. Mereka dibawa mobil itu tanpa pengawalan. Oleh seorang yang tidak dikenal. Mereka hanya diarahkan saja, sampai di kota jika sudah dapat pompa bensin, langsung lompat saja.
Karena mobil tersebut tidak akan berhenti, akan jalan terus. “Akhirnya pada saat hujan deras itu, kami bersepuluh langsung lompat. Dan mencari informasi.”
Bertanya-tanya di sekitar pasar. Dan bertanya letak rumah gubernur. Mereka menunjukkan ke arah rumah gubernur. Ketika sampai, kami tanya ke security, dan diarahkan untuk berputar. Karena pintu utama rumah ada di sebelah.
Saat bertemu, mereka langsung dipersilahkan masuk dan disambut. Nama gubernur itu adalah Toto Tan. Seorang Gubernur Sulu. Gubernur sontak bertanya identitas mereka. “Jadi kami jawab, kami orang Indonesia yang disandera Abu Sayyaf,” bebernya.
Kemudian dijamulah mereka dengan minuman panas, kue, makanan, serta baju ganti. Karena baju mereka basah kuyup. Mengetahui kawanan ini sandera yang sudah dibebaskan, gubernur langsung menelpon jenderal. “Jadi, jenderal itu yang koordinasi semua.
Tadinya kami akan diantar pakai speed boat dari Jolo ke Zamboanga. Yah mungkin karena rencana Tuhan, kami tidak jadi naik perahu speed boat. Tapi diantar pakai helikopter sampai di Zamboanga, selama dua jam perjalanan,” jelasnya.
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala