Tegang! Adu Jotos Warnai Dibukanya Palang Jalan Trans Papua

Tegang! Adu Jotos Warnai Dibukanya Palang Jalan Trans Papua
Ketegangan mewarnai dibukanya palang jalan Trans Papua. Foto: dok/Cenderawasih Pos

jpnn.com - BOVEN DIGOEL - Satpol PP Kabupaten Boven Digoel akhirnya berhasil membuka palang jalan Trans Papua, kilometer 1 Tanah Merah, Kabupaten Boven Digoel, arah ke Merauke, Senin (11/4) kemarin.

Pemalangan jalan ini sudah berlangsung selama kurang lebih 1 tahun terakhir, sejak Juni 2015 lalu. Puluhan personel Satpol PP yang dipimpin langsung Kasatpol PP Kabupaten Boven Digoel Fabianus Sibi dikerahkan. Hanya saja, pembukaan palang itu ternyata tidak mudah. Satpol PP tersebut mendapat perlawanan dari masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi, di tengah ketegangan itu tiba-tiba terjadi adu jotos antara sejumlah anggota Satpol PP dengan warga.  

Anita Koweng salah seorang warga yang melakukan pemalangan tersebut mengungkapkan, pemalangan yang dilakukan ini agar pemerintah segera memberikan perhatian, agar jalan Trans Papua yang ada di Kilometer 1 arah Merauke ini bisa segera diaspal. Sebab, dengan tidak diaspal, yang menderita adalah anak-anak sampai orang tua yang ada di sepanjang jalan tersebut karena setiap hari harus 'makan debu'.

"Anak-anak kami yang menderita penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (Ispa) akibat debu yang harus kami hirup setiap saat. Makanya kami palang. Kami juga lakukan ini  bukan hanya untuk kepentingan kami sendiri tapi juga untuk masyarakat banyak yang melewati jalan ini kalau sudah diaspal,’’ katanya, seperti dilansir dari Cenderawasih Pos, Selasa (12/4).

Menurut Anita, awalnya, jalan ini masih bagus, tapi entah kenapa jalan tersebut disekap atau dibongkar namun tidak diaspal. "Sejak pemalangan kami lakukan, pemerintah tidak pernah datang melihat dan memberikan penjelasan kepada masyarakat. Hanya satu permintaan kami, jalan ini segera diaspal. Kalau sudah diaspal maka kami akan buka,’’ katanya.

Sementara Kepala Satpol PP Fabianus menjelaskan, alasan masyarakat memalang jalan tersebut bukan hanya karena berdebu. "Selain debu mungkin ada pemikian terselubung sehingga dipalang dan tidak boleh ada kendaraan lewat. Kemudian dikasih uang yang dikerjakan oleh PT Modern tapi dari masyarakat bilang tidak boleh,’’ katanya. 

Satpol PP, katanya sudah beberapa kali melakukan upaya persuasif meminta pemalangan bisa dibuka."Pemerintah  tetap memperhatikan semuanya dari kota sampai kampung tapi secara bertahap. Jadi tidak ada alasan memalang jalan ini, karena ini adalah jalan umum,’’ tandasnya.(ulo/fud/adk/jpnn)



Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News