Tegang! KRI Banjarmasin Masuk Area Merah, Siap Hadapi Perompak Somalia
Tiga kapal yang diidentifikasi sebagai kapal bajak laut itu semakin lama semakin mendekati KRI Banjarmasin. Jaraknya tinggal 10 mil laut. Suasana pun makin tegang. Rakhmat meminta stafnya mengontak tiga kapal asing yang siap menghadang KRI Banjarmasin tersebut.
Melalui radio, ABK itu melontarkan pertanyaan kepada pimpinan ketiga kapal, ’’Anda kapal dari mana dan mau ke mana? Apakah akan memotong track kapal kami?’’
Namun, tidak ada respons dari tiga kapal itu. Sekali lagi mereka dihubungi melalui radio, tetapi lagi-lagi hanya diam. Komandan KRI Banjarmasin dan palaksa pun akhirnya memerintah pasukan khusus TNI-AL yang terdiri atas Taifib, Kopaska, dan penyelam untuk memperketat penjagaan. Mereka mesti siap siaga untuk kondisi apa pun, termasuk bila harus baku tembak dengan perompak.
’’Tiga meriam di KRI telah diawaki dan pasukan khusus sudah bersiap di posisi belakang anjungan untuk menambah pos pertahanan,’’ terang Rakhmat.
Tiga kapal itu bukannya menjauh, melainkan terus mendekat hingga jarak tinggal 3 mil laut. Dari dek KRI Banjarmasin, tampaklah tiga kapal itu seperti kapal nelayan. Dek kapal itu cukup luas dan dilengkapi speedboat serta sebuah tangga untuk naik turun. ’’Tiga kapal itu mirip karakter kapal perompak Somalia,’’ tuturnya.
Biasanya, perompak Somalia membawa speedboat untuk mengejar kapal sasaran. Setelah kapal sasaran ’’tertangkap’’, tangga yang mereka bawa dipasang menuju dek kapal korban. ’’Karakter kapal itulah yang membuat kemungkinan tiga kapal tersebut memang kapal perompak.’’
Detik demi detik ketegangan itu terus memuncak. KRI Banjarmasin sudah bersiap melawan bila sewaktu-waktu tiga kapal tersebut berulah. Sebab, jarak mereka sudah sangat dekat. Ketika berada tepat di haluan KRI Banjarmasin, dengan kecepatan tinggi, tiga kapal itu ternyata melintas begitu saja. Mereka hanya show of force di depan KRI Banjarmasin.
’’Kami sudah bersiap-siap menembak, eh ternyata mereka mengurungkan niat untuk merompak kami,’’ tutur Rakhmat lega sesaat setelah tiga kapal itu menghilang dari pandangan.
SUNGGUH menegangkan. Pelayaran KRI Banjarmasin untuk mendukung paviliun Indonesia di World Expo Milan 2015 sempat menghadapi kawasan paling berbahaya
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408