Tegang! KRI Banjarmasin Masuk Area Merah, Siap Hadapi Perompak Somalia

Perairan Somalia memang sangat berbahaya untuk dilewati. Karena itu, sejumlah negara membentuk tim gabungan yang bernama Combined Task Force 151. Tim tersebut akan mengawal kapal-kapal yang melewati ’’zona merah’’ itu. ’’Biasanya, kapal pesiar mendapat pengawalan ketat,’’ ungkapnya.
KRI Banjarmasin sama sekali tidak memerlukan pengawalan itu. Kapal perang buatan PT PAL 2009 tersebut cukup percaya diri untuk membelah perairan Somalia sendirian. ’’Masak kapal perang perlu dikawal untuk menghadapi para perompak? Kami siap menghadapi semua kondisi,’’ tegas Rakhmat.
Banyaknya perompak di perairan Somalia diperkirakan disebabkan miskinnya kondisi ekonomi Somalia. Pemerintah setempat tidak bisa lagi mengontrol rakyatnya. ’’Mungkin ada masalah dalam pemerintahan itu ditambah krisis yang membuat masyarakatnya mengalami kesulitan ekonomi. Untuk menyelesaikan masalah perompakan itu, ya harus diperbaiki dulu pemerintahan dan masyarakatnya,’’ paparnya.
Stanley memiliki cerita tersendiri mengenai perompak Somalia. Mei 2011, dia tergabung dalam operasi pembebasan kapal Indonesia yang disandera perompak Somalia, yakni KM Sinar Kudus. ’’Saya juga dinas di KRI Banjarmasin ini. Kami diperintah ke Somalia secara mendadak,’’ ujarnya.
Saat itu, seluruh ABK diminta masuk ke kapal. Dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, semua pintu keluar kapal dikunci rapat. Tidak ada ABK yang mengetahui akan ke mana kapal itu berlayar. Hanya komandan, palaksa, dan sejumlah perwira yang mengetahui tujuan KRI Banjarmasin. ’’Kami langsung menuju Somalia,’’ ungkapnya.
Ada beberapa pasukan khusus yang dibawa dalam misi tersebut. Ada pula beberapa KRI lain yang mengitari KRI Banjarmasin. Pasukan khusus diterjunkan ke daratan Somalia. Dalam tempo singkat, akhirnya perompak Somalia bisa dilumpuhkan. ’’Kalau tidak salah, ada empat perompak yang tewas dalam operasi itu,’’ terangnya.
KRI Banjarmasin sempat sandar dan melihat kondisi perkampungan perompak. Ternyata, ada ratusan sandera dari berbagai negara dan puluhan kapal yang ditawan perompak. ’’Ya, biasanya mereka meminta tebusan dari perusahaan atau negara yang kapalnya dirompak di laut,’’ jelas Stanley.
Setelah operasi selesai, KRI Banjarmasin kembali ke tanah air. Namun, tidak berapa lama, perompakan kembali terjadi. Sebuah kapal tanker milik pemerintah Arab Saudi hendak dibajak perompak Somalia kelompok lain. ’’Lagi-lagi, pasukan TNI-AL berhasil menggagalkan perompakan tersebut,’’ ujarnya.
SUNGGUH menegangkan. Pelayaran KRI Banjarmasin untuk mendukung paviliun Indonesia di World Expo Milan 2015 sempat menghadapi kawasan paling berbahaya
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu