Tegar Ikuti UN, Meski Lumpuh dan Diinfus
Kamis, 09 Mei 2013 – 07:12 WIB
“Saya ingin sekolah seperti teman-teman hingga ke tingkat lebih atas, walaupun kondisi saya sakit sekarang ini,” tutur Bayu. Orangtua dan keluarga Bayu pun mendukung semangat belajar putranya itu.
Selama enam tahun sekolah, untuk pergi ke sekolah Bayu selalu digendong ibunya. Kadang pamannya turut mengantarkan ke sekolah yang berjarak 1 kilometer dari rumah Bayu.
Tiba di sekolah, Bayu mengaku hanya dapat duduk di dalam ruang kelas. Memasuki waktu istirahat, Bayu tidak dapat ke luar seperti murid-murid lainnya. Bayu hanya bisa di dalam ruangan kelasnya, walaupun begitu murid-murid lainnya ada juga yang menemaninya di dalam kelas.
“Setelah bel sekolah berbunyi, saya kembali dijemput ibu di ruang kelas, saya digendongnya untuk pulang ke rumah, sampai di rumah rumah saya hanya duduk sambil menonton televisi dengan jarum infus terus terpasang. Cita-cita saya ingin menjadi orang yang berguna serta bisa membantu kedua orangtua yang telah banyak menghabiskan uang untuk pengobatan penyembuhan penyakit saya,” tutur Bayu.
DELAPAN tahun mengalami kelumpuhan usai menjalani operasi bedah di Klinik dr Ferdinan di Kota Tebingtinggi, Sumut, tidak menyurutkan
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408